Jenderal Suryo Prabowo Balas Bawaslu Usai Tegur Sandiaga Uno, Bandingkan Jokowi: Ada yang Panik Ya?
Letjen (Purn), Suryo Prabowo menanggapi teguran Bawaslu Privinsi Jambi yang dilayangkan untuk Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno.
Jenderal Suryo Prabowo Balas Bawaslu Usai Tegur Sandiaga Uno, Bandingkan Jokowi: Ada yang Panik Ya?
TRIBUN-TIMUR.COM - Pesta politik terbesar, Pilpres 2019 sudah di depan mata.
Capres dan Cawapres RI kini sudah mulai berbenah dan aktif kampanye ke sejumlah daerah. Sejumlah pihak berwenang mengeluarkan amaran dan mendapatkan respon beragam dari netter.
Seperti kali ini sosok Mantan Kepala Staf Umum TNI AD, Letjen (Purn), Suryo Prabowo menanggapi teguran Bawaslu Privinsi Jambi yang dilayangkan untuk Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno.
Dikutip dari TribunJambi, Bawaslu Provinsi Jambi meminta agar Sandiaga Uno melakukan kegiatan kunjungan tidak di ruang terbuka.
Hal itu lantaran menurut Bawaslu Jambi terlalu banyak masyarakat yang hadir.
Baca: Takut Didatangi Hantu Korban, Otak Pemerkosaan dan Pembakaran Gadis Indralaya Menyerahkan Diri
Baca: Hagglund PMI Dikerahkan Evakuasi Korban Longsor Gowa
Baca: KKMB UIN Alauddin: Adipura Bulukumba Tak Berbanding Lurus dengan Kebersihan Pantai dan Pasar
Baca: Dukung Pariwisata Sulsel, Pelindo IV Buat Aplikasi Jappa-Jappa
Melalui akun Twitter Suryo Prabowo, @marierteman, Jumat (25/1/2019), Suryo mempertanyakan jika ada pihak yang panik.
Ia juga mempertanyakan terguran Bawaslu tersebut.
Suryo pun memprotes kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengenai kegiatan capres urut nomor 01 Joko Widodo (Jokowi).
"Ada yg panik ya?
mosok minta kegiatan @sandiuno cuma dilakukan diruangan.
lah kalau pak @jokowi bagi sertifikat dan sembako gimana dong @bawaslu_RI?" tulisnya.
Baca: PT Sehat Herbal Syariah Launching Black Garlic Super di Makassar
Baca: Umar Minta Maaf Jika Ada Salah Kata Selama Jabat Kapolda Sulsel
Baca: Aktivitas Dermaga Pangkajene Pangkep Mulai Normal Pasca Banjir
Baca: Umar Minta Maaf Jika Ada Salah Kata Selama Jabat Kapolda Sulsel
Diberitakan sebelumnya, dikutip dari TribunJambi.com, Kamis (24/1/2019), Ketua Bawaslu Provinsi Jambi, Asnawi menyebutkan teguran untuk Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Sandiaga Uno, dijadwalkan akan hadir di Jambi untuk melaksanakan sejumlah kunjungan dan konsolidasi pemenangan pemilu presiden.
Asnawi menuturkan dalam Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) dari kepolisian disebutkan, akan dihadiri 4 ribu orang.
"Dalam Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) dari kepolisian disebutkan, akan dihadiri 4 ribu orang. Itu namanya kampanye, sementara saat ini belum tahapannya," sebut Asnawi, Kamis (24/1/2019).
Menurut Asnawi, seharusnya kegiatan itu dilakukan di ruang tertutup.
"Jadi, kami harap kegiatan yang akan menghadirkan banyak orang itu di tinjau kembali dan dilaksanakan di ruang tertutup," ujarnya.
Terkait dengan pelaksana, Bawaslu tidak ikut campur karena itu adalah bagian dari internal tim.
Dia mengatakan akan melakukan konsolidasi dan tim pemenangan dan pelaksanaan soal teknis pelaksanaan jangan sampai melanggar peraturan.
Baca: Berantas Sarang Nyamuk, APT-Claro Hotel Fogging Rumah Warga
Baca: Innalillahi, Kadus Barata Desa Batujala Jeneponto Ditemukan Meninggal, Diduga Tersengat Listrik
Baca: Kisah Rika yang Berjualan Mie Ayam Rp 2.000, Berawal dari Rengekan Anak Minta Jajan, Kini Jadi Laris
Baca: Aktivitas Dermaga Pangkajene Pangkep Mulai Normal Pasca Banjir
Sandiaga Kunjungi Jambi
Dikutip dari akun Twitter Sandiaga Uno, @sandiuno, Jumat (25/1/2019), Sandiaga mengunjungi para petani karet di Desa Ness, Jambi.
Ia melakukan dialog dengan para petani perihal harga karet yang disebutnya telah anjlok mencapai Rp 7000 per kilo.
"Menemui dan berdialog bersama para petani karet di Desa Ness, Jambi.
Saya sudah mencatat apa yang menjadi keluhan para petani, salah satunya adalah harga karet yang sekarang anjlok hingga mencapai Rp. 7000 per kilo," tulisnya.
Ia pun menuturkan akan mengelola sumber daya alam Indonesia untuk kemakmuran rakyat.
Sandiaga juga menjanjikan kubunya akan memastikan industri-indutri lokal dalam kekuasannya akan dikembangkan.
Ia turut menyinggung sepatu karet yang ia pakai merupakan hasil produksi Indonesia dan memiliki kualitas tinggi.
"Melihat kekayaan sumber daya alam bangsa kita, timbul suatu optimisme yang tinggi.
Sudah saatnya kita kelola dengan baik sumber daya alam yang melimpah ini, dan kita manfaatkan semaksimal mungkin demi kemakmuran rakyat Indonesia," tulisnya.
"Sepatu yang saya pakai ini, di bawahnya terbuat dari material karet dan produksinya dari luar Indonesia.
Ini merupakan suatu pemikiran yang harus kita ubah bahwa jangan lagi kita dimanjakan oleh barang-barang impor sedangkan bahan baku terbaik kita dikirim ke luar negeri.
Ini yang akan menjadi fokus dari Prabowo-Sandi bahwa kami akan memastikan bahwa industri-industri lokal dikembangkan.
Kita akan perkuat produksi nasional, dan menghadirkan lapangan pekerjaan bagi putra-putri bangsa," tulisnya.
Baca: GoJek Ajak Mitra Driver Makassar Nobar Keluarga Cemara
Baca: Akses Jalan di Manuju Terputus, Bupati Gowa Antar Makanan ke Sapaya Lewat Jalur Jeneponto
Baca: Gabungan Pecinta Alam se-Tana Toraja Galang Dana untuk Korban Bencana Sulsel
Baca: Tips Sukses Wabup Luwu Timur ke Remaja: Kasih Bahagia Orang Tua
Sedangkan, Jokowi pada juga memiliki kegiatan untuk membagikan sertifikat tanah di di Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Jumat (25/1/2019).
Jokowi dijadwalkan memberikan sertifikat tanah kepada 40.000 warga Tangsel.
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, sempat beberapa menyerukan lewat pelantang suara agar warga yang sudah hadir segera menduduki tempat yang sudah disediakan.
Hal itu lantaran hujan deras membuat sejumlah warga terlambat hadir.
"Kepada ibu-ibu, bapak-bapak yang sudah sampai, langsung duduk di tempat yang sudah disediakan, agar tertib," ujar Benyamin.
Profil Johannes Suryo Prabowo, Jenderal TNI yang Berani Sindir Jokowi: Ini Deretan Prestasinya
Mantan Kepala Staf Umum TNI, Letjen TNI Purnawirawan Johannes Suryo Prabowo memberikan sindiran pada penampilan Jokowi pada acara penutupan Asian Games 2018, Minggu (2/9/2018).
Sindiran itu diberikan Suryo Prabowo melalui Twitter miliknya, @marierteman.
Suryo mengatakan jika sambutan Jokowi yang beralatar belakang korban gempa di Lombok tidaklan manusiawi.
Meski demikian, Suryo tetap memberikan apresiasi bagi para atlet yang telah berprestasi di kancah pesta olahraga Asia tersebut.
sepertinya koq gak manusiawi,
menggunakan korban bencana gempa Lombok di tenda pengungsian sbg settingan latar pencitraan ketika menyampaikan amanat penutupan AG 2018
tapi, gimana jg saya bangga atas pencapaian prestasi para atlit dan penyelenggara yg luar biasa," tulis Suryo Prabowo.

Tweet Suryo Prabowo (Capture Twitter @marierteman)
Diketahui, Jokowi didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang (TGB) memberikan pidato singkat saat closing ceremony di gelar.
Jokowi terlihat berada di antara segerombolan orang di pengungsian gempa Lombok.
Selain memberi pidato bersama pengungsi, Jokowi juga nonton bersama acara closing ceremony bersama para pengungsi.
Dilansir dari Kompas.com, selain nonton bareng, Jokowi dijadwalkan menemui para pengungsi korban gempa, meninjau lokasi pembangunan rumah tahan gempa di Kabupaten Lombok Utara.
Presiden dijadwalkan menginap di kamp pengungsian di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.
Ini merupakan kali ketiga kunjungan Presiden ke Lombok, pascamusibah gempa yang merenggut 560 korban jiwa, 83.392 rumah rusak, 3.540 fasilitas umum rusak dan 396.032 warga mengungsi.
Tentang Suryo Prabowo
Suryo Prabowo pertama kali bertugas di Batalyon Zeni Tempur 1/Kodam II/Bukit Barisan (sekarang Kodam I/Bukit Barisan) sebagai komandan peleton (Danton) dan sejak penugasannya tersebut dia sangat sering diperbantukan ke berbagai batalyon infanteri (yonif) dalam pelaksanaan operasi militer di Timor Timur, Aceh dan Papua.
Mungkin padatnya penugasan operasi yang dialaminya inilah yang menjadikannya tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti pendidikan tinggi di dalam, dan apalagi di luar negeri.
Mungkin juga dikarenakan dinilai memiliki pengalaman yang memadai, pada tahun 1983 sewaktu berpangkat Kapten, Suryo Prabowo ditugasi sebagai Komandan sektor Dilor dan Natarbora, Timor Timur.
Setelah bertugas sebagai Komandan Detasemen Zeni Tempur 5/Dam XVII/Trikora, Kepala Zeni Kopassus dan Komandan Batalyon Zeni Tempur 10/Divisi Infanteri 2/Kostrad, Suryo Prabowo ditugaskan kembali ke Timor Timur sebagai Kepala Seksi Operasi Korem 164/Wira Dharma.
Sejak itu dia beberapa kali menjabat kepala seksi di Korem 164/WD. Ketika mejabat sebagai Kepala Staf Korem 164WD, dia sempat merangkap jabatan sebagai staf pribadi Kepala Staf Umum ABRI, di Jakarta.
Namun tidak lama kemudian kembali lagi ke Timor Timur untuk menduduki Jabatan Wakil Komandan Korem 164/WD sekitar 6 bulan, dan selanjutnya ditugasi sebagai Wakil Gubernur di Timor Timur.
Namun belum sampai 6 bulan menjabat sebagai wagub, dia mengundurkan diri, dan setelah hampir 2 tahun status non job, dia baru dipercaya kembali menduduki jabatan sebagai Asisten Intelijen Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), setelah sebelumnya dia ditugasi kembali ke Timor-Timur sebagai Wadansatgas ITFET (Indonesian Task Force in East Timor).
Baca: Bimoli 2 Liter Rp 20.500 Ribu di JD.ID
Baca: Saatnya Berburu Tiket Murah, Garuda Indonesia Beri Diskon hingga 70 Persen, Cek Rute Apa Saja!
Baca: 157 Mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Publik Unismuh Benchmarking di Bali
Setelah itu dia memperoleh promosi menduduki jabatan sebagai Wakil Komandan Paspampres dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI.
Meski tidak pernah mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Suryo Prabowo sempat bertugas di Sesko TNI dalam jabatan sebagai Direktur Pengkajian dan Pengembangan Doktrin dan Lingkungan Strategis selama 10 bulan, lalu menjabat sebagai Kepala Staf Kodam III/Siliwangi.
Kemudian sesaat setelah menyelesaikan pendidikannya di Lemhannas, Suryo Prabowo dipromosikan menjadi Panglima Kodam I/Bukit Barisan dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.
Ketika menjabat sebagai pangdam ini, pertama kalinya Suryo Prabowo mulai aktif ditugasi sebagai dosen/pengajar di Kursus Strategi Perang Semesta (KSPS), yang diselenggarakan di Sesko TNI AD.
KSPS inilah yang kelak pada tahun 2009 dijadikan Program Studi Magister Strategi Perang Semesta (Total War Strategy) di Universitas Pertahanan Indonesia.
Sejak KSPS bermanifestasi menjadi Unhan, dia masih aktif dilibatkan dalam pengajaran materi Kepemimpinan Strategis, dan Perang Semesta, serta mendapat kehormatan sebagai pembicara dalam diskusi internasional, seperti Jakarta International Defense Dialog.
Sekitar satu tahun kemudian, pada tahun 2008 Suryo Prabowo dimutasikan menjadi Pangdam Jaya/Jayakarta.
Pada jabatan ini sempat dilibatkan mempersiapkan acara peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan bersama Trans Studio.
Sekitar 6 bulan sebagai pangdam, dia dipromosikan menjadi Wakil Kepala Staf TNI AD dengan pangkat Letnan Jenderal TNI.
Pada jabatan ini Suryo Prabowo banyak berkreasi untuk membenahi sistem pendidikan dan latihan dijajaran TNI AD, terutama yang difokuskan pada bidang Kepemimpinan Militer dan Taktik bertempur.
Setelah hampir 2 tahun menjabat Wakasad, Suryo dimutasikan ke Markas Besar TNI untuk menduduki Jabatan Kepala Staf Umum TNI sampai akhir masa pengabdiannya sebagai Prajurit TNI tanggal 30 Juni 2012.
Selama menjabat sebagai Kasum TNI dia tetap konsisten melakukan pembenahan sistem pendidikan dan latihan dilingkungan TNI.
Autodidak
Suryo Prabowo adalah seorang Prajurit Zeni TNI AD yang autodidak, atau seseorang yang mendapat keahlian dengan cara belajar sendiri.
Hal ini terlihat ketika pada tahun 1978 ketika dia dapat menyelesaikan tugas bantuan peledakan/demolisi dalam pembangunan fondasi bagi buoy kapal di bawah laut perairan pelabuhan di Sibolga, Sumatera Utara.
Padahal sebelumnya dia belum pernah mengikuti pendidikan menyelam (scuba diving) dan demolisi bawah air.
Pengalaman tugas inilah yang memotivasinya untuk membuka Pendidikan Penjinaan Bahan Peledak dan Demolisi tingkat Utama bagi Prajurit Zeni Kopassus.
Pada Maret 1986 dia mendapat tugas unik, yaitu memimpin kegiatan mengurangi ketinggian (memotong) bangunan (Istana Plaza) dari setinggi 7 lantai menjadi 3 lantai, secara manual dalam waktu hanya 2 minggu, dari waktu yang yang disediakan selama 6 minggu.
Pemotongan bangunan ini dilakukan karena dinilai ketinggian bangunan tersebut dapat mengganggu lalulintas penerbangan pesawat terbang, terutama yang berbadan lebar ketika hendak menggunakan Bandara Polonia, Medan.
Ketika menyadari begitu melimpahnya kekayaan flora dan fauna di Pulau Sumatera yang belum digali, saat menjabat sebagai Pangdam I/BB Suryo Prabowo tergerak mengajak berbagai pihak terkait untuk melakukan ekpedisi disepanjang Bukit Barisan yang membentang dari utara ke selatan Pulau Sumatera. Gagasan Ekpedisi Bukit Barisan baru terwujud ketika dia menjabat Wakasad.
Ekspedisi yang pelaku utamanya semula adalah prajurit Kopassusbersama para peneliti dan Mapala (Mahasiwa Pencinta Alam) dari berbagai perguruan tinggi, berlanjut menjadi agenda tahunan yang melibatkan unsur-unsur TNI AD, TNI AL, TNI AU, LIPI dan berbagai Perguruan Tinggi, serta kementerian terkait.
Pada tahun 2012 ekpedisi diselenggarakan di Kalimantan dengan nama Ekspedisi Khatulistiwa [5]), dan kemudian pada tahun 2013 di Sulawesi ekspedisi dilanjutkan dengan nama Ekspedisi NKRI koridor Sulawesi.
Kegiatan ekspedisi ini merupakan manifestasi dari upayanya untuk meningkatkan kepedulian seluruh komponen bangsa terhadap kelestarian lingkungan hidup, dan konservasi alam di Indonesia.(*)
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Bawaslu Tegur Sandiaga Agar Tak Lakukan Kunjungan Ruang Terbuka, Suryo Prabowo: Ada yang Panik Ya?, http://wow.tribunnews.com/2019/01/26/bawaslu-tegur-sandiaga-agar-tak-lakukan-kunjungan-ruang-terbuka-suryo-prabowo-ada-yang-panik-ya?page=all.