Dari Sarasehan Kebangsaan: Toleransi, Kita Berbeda tapi Saling Menghargai
"Ketika saya belajar tentang Pancasila maka saya lebih paham budaya Jawa ketimbang budaya sendiri,"
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Nurul Adha Islamiah
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulsel, Taufik Sanusi Baco mengatakan konsep Pancasila harus dikembalikan pada kearifan lokal masing-masing.
"Ketika saya belajar tentang Pancasila maka saya lebih paham budaya Jawa ketimbang budaya sendiri," katanya dalam Sarasehan Kebangsaan di Phinisi Ballroom, Hotel Claro Makassar, Sulsel, Kamis (24/1/2019).
Ia mengatakan, harus ada lembaga untuk meng-cover kearifan lokal di Indonesia.
Baca: Legislator Nurbaya Toppo Minta Pemkab Sinjai dan Gowa Siapkan Eskavator di Perbatasan Malino
Baca: Nurdin Abdullah Sebut Penambangan Liar di Gowa Penyebab Banjir
Baca: Banjir, Proses Belajar Mengajar Sejumlah Sekolah di Jeneponto Lumpuh
"Mungkin semacam P4 plus, yang tetap mengajarkan kearifan lokal," katanya.
Sementara itu, Ketua IMMIM Ahmad Sewang mengatakan memang harus ada toleransi.
"Yang dimaksud dengan toleransi adalah kita berbeda tapi saling menghargai," katanya.(*)