Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Usulkan KLB PSSI Digelar Usai Pilpres, Ini Pertimbangannya

Appi sapaan Munafri beralasan bahwa hiruk pikuk politik ini bisa saja mempengaruhi KLB jika diselenggarakan sebelum Pilpres.

Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi
wahyu/tribun timur
Munafri Arifuddin memberi keterangan pers usai memperkenalkan dua pemain asing baru PSM di Hotel Arya Duta, Jalan Penghibur, Makassar, Senin (14/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- PSM Makassar sebagai salah satu Voters di Kongres Tahunan PSSI, Minggu (20/1/2018), di Bali berharap agar pasca mundurnya Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum, segera digelar Kongres Luar Biasa (KLB).

Namun PSM dalam hal ini diwakili oleh Munafri Arifuddin selaku CEO menginginkan agar KLB PSSI digelar usai Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).

Appi sapaan Munafri beralasan bahwa hiruk pikuk politik ini bisa saja mempengaruhi KLB jika diselenggarakan sebelum Pilpres.

"Tahun ini adalah tahun politik ada hiruk pikuk politik, nah hiruk pikuk politik yang ada ini jangan jangan dicampur adukan dengan hiruk pikuk KLB karena menyangkut masalah KLB ini akan menyangkut beberapa orang dan unsur-unsur yang terkait di dalamnya," ujarnya.

"Sehingga tidak boleh lagi ada campur aduk peristiwa politik dengan yang ada di KLB. Kita tunggu selesai hiruk pikuk ini batu kita duduk sama-sama apakah kita mau KLB atau kita tunggu sampai kongres selanjutnya," tambahnya.

Sebelumnya beredar informasi jika tiga voters perwakilan Klub Liga Indonesia yakni Persib Bandung, Persik Kediri dan Madura FC menolak Joko Driyono diangkat sebagai Plt Ketua Umum PSSI.

Sementara voters lainnya termasuk suara dari PSM Makassar dianggap menerima atas penunjukan Joko Driyono sebagai Plt Ketum PSSI.

Dipilihnya Joko Driyono sebagai Plt Ketum PSSI lantaran Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya saat memberikan sambutan sebelum pembukaan Kongres tahunan, Minggu (20/1/2018) di Bali.

Terkait hal itu, CEO PSM, Munafri Arifuddin, yang mewakili PSM pada Kongres tersebut menyebut bahwa terjadi kekeliruan terkait opini yang beredar.

Menurutnya, ditunjuknya Joko Driyono bukan berdasarkan pemilihan dari para voters melainkan telah sesuai statuta PSSI yang berlaku.

"Tidak ada pemilihan dalam penggantian Pak Edy sebagai Ketua umum, sesuai statuta kalau ketua mundur secara otomatis wakil ketua yang usia paling tua akan menjadi pelaksana tugas ketua umum PSSI sampai Kongres berikutnya, jadi bukan menolak atau menerima," tegas Munafri saat dikonfirmasi.

Sementara itu terkait adanya dorongan Kongres Luar Biasa (KLB) yang mencuat pasca mundurnya Edy, Appi sapaan Munafri mengatakan bahwa Kongres tahunan ini kemungkinan tak akan mengarah ke KLB dalam waktu dekat.

"Mungkin akan dibicarakan setelah agenda politik nasional sehingga tidak ada kegaduhan politik lagi bersamaan antara KLB PSSI dengan agenda politik nasional," ujarnya.

Meski begitu Appi berharap pasca mundurnya Edy sebagai Ketua Umum juga memberikan dampak signifikan di tubuh PSSI melalui Kongres tahunan ini.

Yakni menurutnya terutama hak dari para voters atau anggota yang tergabung di PSSI lebih besar dan diperhitungkan lagi.

"Kita mengharap kedaulatan organisasi ada pada anggotanya sehingga tercipta sistem organisasi yang kuat dan transparan sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai dan jalannya organisasi bisa berjalan dengan sehat," tutupnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved