BNPB: Pembangunan Wilayah Terdampak Bencana di Sulteng Perlu Masukan dari Pakar
Rencana tata ruang kawasan yang terdampak bencana khususnya di Palu, Sigi dan Donggala, perlu mendengar pendapat dari para pakar.
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Abdul Humul Faaiz
TRIBUN-TIMUR, PALU - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengemukakan, rencana tata ruang wilayah di sebagian besar kawasan yang terdampak bencana khususnya di Palu, Sigi dan Donggala, perlu mendengar pendapat dari para pakar.
Hal itu dungkapkannya saat memberikan arahan pada rapat koordinasi penanganan pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi, di Ruang Polibu Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Kamis (17/1/2019).
Pasalnya kata Letnan Jendral TNI Ini, jika dilihat dari siklus, gempa yang terjadi pada tahun 1927, mengakibatkan tsunami.
Baca: Jelang Pemilu 2019, Napi Lapas Selayar Jalani Perekaman E-KTP
Baca: Rekam Jejak Ira Koesno, Moderator Debat Capres-Cawaspres 2019, Kontroversi Cabut Gigi
Baca: Terakreditasi Paripurna, Dollah Mando Resmikan Gedung Baru Puskesmas Tanrutedong
Baca: Rakor Pendidikan Dihadiri 1200 Kepsek dan Pengawas
Baca: TRIBUNWIKI: Gammara Gelar Kontes Foto Valentine
Baca: Tim Terpadu Evakuasi Pohon Tumbang di 18 Titik di Gowa
Begitu pula pada tahun 1968 juga terjadi gempa dan tsunami. Lantas tahun 2018, tejadi gempa, tsunami dan likuifaksi.
Dengan melihat siklus yang terjadi, dimungkinkan hal serupa bakal akan terjadi 50 tahun yang akan datang.
"Oleh karenanya momentum ini perlu menjadi suatu acuan agar penataan kedepan bisa menjadi satu komponen dengan masukan dari pakar," katanya.
Doni Monardo yakin bahwa kemampuan pakar di dalam negeri sudah cukup mumpuni apalagi dengan didukung oleh teknologi yang semakin modern.
"Sehingga gejala-gejala yang terjadi bisa diprediksi. Meskipun kepastian waktunya itu tidak akurat, jadi tinggal kesabaran kita untuk selalu menyampaikan kepada masyarakat," tuturnya.
Doni Monardo menjelaskan, penjelasan pakar kebencanaan khususnya likuifaksi dan tsunami ini perlu tersampaikan dengan jelas kepada masyarakat.
Begitu juga mengenai proses penataan kawasan teluk palu dan kawasan terdampak bencana lainnya dapat tersosialisasi dengan baik.
Sehingga kata Doni Monardo, semua komponen masyarakat bisa paham bahwa, Kota Palu dan sekitarnya berada di kawasan yang rentan gempa bumi, tsunami dan likuifaksi.
Baca: Selama 3 Bulan, Ini Hasil Operasi Penertiban IMB dan Izin Usaha Pemkab Toraja
Baca: VIDEO : Pemuda Aliansi Pemerhati Kalmas Pangkep Demo di Kantor Dinas Pendidikan, Ini Tuntutannya
Baca: Balai TNBRT Selayar Gelar Patroli, Sita Tiga Kompresor
Baca: Setelah Dijenguk Wabup Lutim, Tasya Dibawa ke Makassar untuk Operasi, Begini Kondisinya
Baca: Baca Ini, Cara Kerja Pembuat Berita Hoax Kelas Kakap, Ada Tentang Jokowi Juga
Baca: Banyak Gedung Kantor Pemkab Luwu Timur Tidak Terawat
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami:
Follow juga akun instagram official Kami:
Baca: TRIBUNWIKI: Gammara Gelar Kontes Foto Valentine
Baca: VIDEO: Detik-detik Angin Kencang Landa Kabupaten Gowa
Baca: Waspada Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang
Baca: Orientasi RPJMD Sidrap Hadirkan Dosen Ekonomi dan Bisnis Unhas
Baca: 33 Warga Toraja Utara Binaan Lapas Makale Lakukan Perekaman KTP-el
Baca: HUT LVRI, Wabup Mahmud Yusuf Minta Nasihat Veteran untuk P