Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita PKL Kanrerong, Sepi Pembeli dan Merasa Dibohongi

Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang direlokasi dari berbagai tempat, kini mulai menempati lapak baru mereka, di PKL Center Kanrerong, Jl Kartini

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Tukang becak melintas di depan lapak pedagang kaki lima (PKL) Center Kanrerong di Jl RA Kartini, Makassar, Jumat (4/1/2019). Meski sudah dilaunching beberapa bulan lalu, namun lapak tersebut masih juga belum beroprasi hingga kini. Lapak-lapak yang berjejer rapih hanya menjadi pajangan semata. Selain itu, warga yang ingin memarkirkan kendaraannya di area lapak pedagang, harus menggunakan parkiran elektronik. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang direlokasi dari berbagai tempat, kini mulai menempati lapak baru mereka, di PKL Center Kanrerong, Jl Kartini, Makassar.

Sudah sekitar lima hari para PKL membuka lapak, dan menjual berbagai makanan dan minuman, namun sebagian besar lainnya tampak masih tak terisi.

Baca: BREAKING NEWS - Vanessa Angel Tersangka Prostitusi Artis, Ancaman 6 Tahun Penjara

Baca: Live Smashnation7-- Link Live Streaming Malaysia Masters 2019: Marcus/Kevin dan Jojo Main

Baca: Mengerucut, Ini Bocoran Calon Pelatih PSM Makassar, Dari Eropa?

Baca: Penyelundupan Obat Daftar G Dalam Lapas Kelas II A Palopo Libatkan Tiga Napi

Baca: BREAKING NEWS: Bak Aliran Sungai, Badan Jalan Metro Tanjung Bunga Tergenang

Baca: Kisah Tiga Pengemis Tajir Terjaring Razia, Bandingkan Hartanya, Ada yang Punya Aset Rp 1,4 Miliar

Meski sudah beroperasi, Kanrerong tampak nasih sepi peminat. Pembeli masih sangat jarang yang datang berbelanja di lapak yang jumlahnya ada ratusan tersebut.

Hal itu diungkapkan salah satu PKL, Rajifah (39). Ia mengaku, sejak membuka lapaknya Sabtu pekan lalu, hingga kini pembeli yang datang sangat sedikit.

Rajifah yang menjual makanan dan minuman, serta rokok mengaku, yang datang ke lapaknya hanya beberapa orang saja untuk membeli rokok, sehingga tak memberi banyak keuntungan kepadanya.

"Pembeli ada sih, tapi rata-rata hanya beli rokok, yang beli makanan atau minuman kurang. Dari situ, sehari saya dapat paling banyak seratus ribu, itu juga semua dari penjualan rokok yang untungnya tak seberapa," kata Rajifah, Rabu (16/1/2019).

Baca: Marc Anthony Klok Merasa Kehilangan Sosok Robert Rene Alberts

Baca: Jadwal 32 Besar Liga Indonesia: PSM vs Kalteng Putra, Persib vs Persiwa, Persija vs Kepri 757

Baca: Vanessa Angel Resmi Tersangka, ini 6 Bukti VA Terlibat Prostitusi Online, Banyak Video Syur di HP

Rajifah adalah salah seorang PKL yang berasal dari Jl Sunu. Di Jl Sunu ia menjual berbagai pakaian dan asesoris. Namun karena di Kanrerong tak diperbolehkan menjual selain makanan dan minuman, ia pun beralih menjual barang dagangan orangtanya.

"Di sana dulu saya jual seperti songkok, topi, kaos kaki, dan semacamnya, tapi karena di sini hanya boleh jual makanan, terpaksa barang saya disimpan, dan sekarang jualan barang orangtua yang juga direlokasi dari Jl Mesjid Raya," ungkapnya.

Rajifah menceritakan, Ia dan orangtuanya serta beberapa PKL lainnya sebenarnya sudah ikhlas direlokasi ke Kanrerong, namun ada yang membuatnya kecewa. Ia mengaku, sebelum direlokasi, para PKL sempat dijanjikan bantuan pinjaman modal, namun ternyata tak diberikan.

"Kita pernah dijanji modal tapi tidak ada, tapi tidak tahu bagaimana nanti. Pernah ada orang dari pemkot yang bilang ada bantuan modal, kami telepon dia tagih janji itu tapi sekarang tak pernah diangkat teleponnya. Kita merasa dibohongi, padahal mereka bilang ada pinjaman modal. Jadi kita semua PKL tandatangan sepakat pindah," kata dia.

Selain pinjaman modal, kata Rajifah, PKL juga dijanji akan diberi meja dan kursi untuk dipakai berjualan, namun janji tersebut juga tak kunjung diwujudkan.

Menurut Rajifah, di masa awal relokasi seperti ini, pihak pemerintah seharusnya memberi dukungan penuh terlebih dahulu ke para pedagang, karena sebagian besar PKL di Kanrerong jualannya berubah.

"Kita ini berjualan di tempat lama pakai pinjaman juga, tapi kalau seperti saya yang jualannya berubah, mau dapat modal dari mana lagi untuk belanja barang jualan. Barang dagangan itu hutang, kalu tak menjual kita bayar dari mana, mau kuliner modal dari mana? Seharusnya pemerintah membantu kita dulu sampai nanti kondisi normal dan banyak pembeli," harapnya.

Lanjut Ia menceritakan, saudaranya yang juga direlokasi ke Kanrerong sempat menjual pulsa dan mendapat keuntungan lumayan dalam beberapa hari, namun karena ditegur oleh petugas, saudaranya pun berhenti berjualan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved