Wajo Raih Piala Adipura, Masyarakat Pitumpanua Bilang Begini
Sudah 10 kali Wajo meraih Piala Adipura. Teranyar, kabupaten yang terkenal sebagai penghasil sutra tersebut kembali menyabet Piala Adipura 2018.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Munawwarah Ahmad
Laporan wartawan TribunWajo.com, Hardiansyah Abdi Gunawan
TRIBUNWAJO.COM, WAJO - Sudah 10 kali Wajo meraih Piala Adipura. Teranyar, kabupaten yang terkenal sebagai penghasil sutra tersebut kembali menyabet Piala Adipura 2018.
Rencananya, penyerahan Piala Adipura tersebut bakalan berlangsung di Auditorium Dr Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta pada Senin (14/01/2019) mendatang.
Baca: Ini Bukti Artis Inisial AC TP, BS, ML & RF Terlibat Prostitusi Online, Cara Mucikari Tawarkan Klien
Baca: Persebaya Sulit Cari Pengganti David da Silva, Bobotoh Bikin Petisi Tolak Srdjan Lopicic, PSM?
Baca: Penyekap Siswi SMP Asal Gowa Setubuhi Korbannya 10 Kali
Baca: Kenalan di Facebook, Siswi SMP di Gowa Ini Disekap Pemuda Nyaris Sebulan! Bagaimana Nasibnya?
Baca: Kronologi Pak Dosen Berduaan dengan Mahasiswi di Kosan Digrebek Istri & Anak, yang Terjadi Kemudian
Baca: Diungkap Robby Abbas, Hotman Paris Penasaran Segini Tarif Melaney Ricardo Jika Ikut Prostitusi Artis
Piala Adipura tersebut adalah Piala Adipura ke 10 Kabupaten Wajo, yang diraihnya masing-masing pada 2006, 2007, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2016, 2017, dan 2018.
Namun, di balik kesuksesan Kabupaten Wajo menjaga kebersihan kotanya, menyimpan cerita tersendiri. Tentu, penilaian Adipura berdasarkan titik-titik rekomendasi untuk dinilai, dan melalui 3 kali tahapan penilaian sebelum akhirnya diverifikasi.
Di bagian paling utara Kabupaten Wajo, yaitu Kecamatan Pitumpanua, masalah kebersihan adalah masalah klasik yang sudah akut. Sampah dibuang di sembarang tempat, tanah kosong, dan pinggir jalan. Bahkan sungai sekalipun tak luput jadi tempat sampah.
Olehnya, salah satu masyarakat di Kecamatan Pitumpanua, Irwansyah berharap, ada pemerataan pengelolaan kebersihan maupun penanganan sampah di Kabupaten Wajo.
"Kita patut apresiasi, karena pemerintah dan masyarakat berhasil menjalankan program kebersihan. Tapi jika melihat dari realita yang ada di beberapa kecamatan yang ada terkait masalah kebersihan, masih banyak kondisi lingkungan yang belum maksimal dalam hal kebersihan dan perlu ditangani," katanya kepada Tribunwajo.com, Jumat (11/01/2019).
Pemerataan penanganan kebersihan adalah salah satu solusi. Mengingat, sambung Irwansyah, indikator suksesnya program pemerintah apabila masyarakat turut menunjang dan berpartisipasi.
"Kita ini orang Wajo, tinggal di tanah beradab dan berbudaya, jadi sudah saatnya kita bangkitkan kembali budaya malu kita jika melihat kondisi lingkungan sekitar dalam keadaan kotor. Mari bersinergi dengan pihak pemerintah untuk saling mendukung dalam hal kebersihan dan keamanan," katanya.
Hal tersebut penting, mengingat Piala Adipura adalah piala bergengsi di bidang kebersihan.
"Jangan sampai Piala Adipura yang diraih saat ini sekadar piala. Tentu kita ingin Piala Adipura melambangkan keberhasilan semuanya," katanya.
Lain lagi dengan salah seorang pemerhati lingkungan, yang juga merupakan masyarakat di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Rudi Amin. Menurutnya, penghargaan Piala Adipura yang diraih Kabupaten Wajo patut diapresiasi.
"Hal ini patut diapresiasi, namun ada masalah yang berlarut-larut di Kecamatan Pitumpanua terkait sampah dan sudah menjadi polemik yang berkepanjangan," katanya kepada Tribunwajo.com, Jumat (11/01/2019).
Pengelolaan kebersihan maupun sampah, selain berada pada regulasi, juga penting melibatkan masyarakat, pendanaan yang memadai serta ditunjang teknologi. Artinya, antara pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama memikirkan solusi karena memliki perannya masing-masing.