Dari Dialog Akhir Tahun Political School, Alwy Rachman: Diksi Adalah Perang
Anggota Grup WhatsApp Political School Diskusi Akhir Tahun dengan tema "Pemilu Serentak Untungkan Siapa?"
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Anggota Grup WhatsApp Political School Diskusi Akhir Tahun dengan tema "Pemilu Serentak Untungkan Siapa?" di Warkop Dottoro, Jl Boulevard, Makassar, Sulsel, Sabtu (29/12/2018).
Hadir dalam diskusi ini yakni Dosen Komunikasi UINAM Dr Firdaus Muhammad, Dosen Politik FISIP Unhas Dr Sawedi Muhammad, Budayawan Sulsel Alwy Rachman, dan Dosen FISIP Unismuh Makassar Arqam Azikin.
Alwy Rachman menganggap setiap diksi adalah perang.
"Itu bukan saya yang mengatakan tapi seorang ahli metafora, bahwa setiap diksi adalah perang," katanya.
Ia pun menganggap saat ini masyarakat saling berhadapan-hadapan jelang Pemilu 2019.
"Itu karena medsos, di kalangan Millenial, orang dipanggil teman, kalau saya masuk medsos maka tidak dipanggil bapak tapi teman," katanya.
Ia menganggap status kita di dunia nyata menjadi tertebas dan nilai interaksi ikut berantakan.
Selain itu, masyarakat tak punya agenda politik dalam Pemilu 2019.
"Semua isunya berada di elite, publik tinggal merepitisi (mengulang bunyi) saja," katanya. (*)