Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penting! Ini Ciri-ciri Angin Puting Beliung Akan Terjadi Menurut BPBD Luwu Utara

Memasuki musim hujan warga Kabupaten Luwu Utara diimbau mewaspadai segala bencana yang bisa saja terjadi termasuk angin puting beliung.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Waode Nurmin
Humas DPRD Luwu Utara.
Hujan deras disertai angin kencang merobohkan tiga rumah di Desa Buntu Terpedo, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Kamis (22/11/2018) sekitar pukul 14.00 Wita. 

Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi

TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Memasuki musim hujan warga Kabupaten Luwu Utara diimbau mewaspadai segala bencana yang bisa saja terjadi termasuk angin puting beliung.

Terkait dengan itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara menyampaikan ciri-ciri jika angin puting beliung akan terjadi.

Baca: Panasonic Gandeng UD Jaya Elektronik Buka Premium Partner Pertama

Baca: Jasad Mahasiswa Korban Penganiayaan di Gowa Dipulangkan ke Selayar

Kepala BPBD Luwu Utara, Alauddin Sukri, mengatakan, fenomena puting beliung lebih banyak terjadi pada masa transisi, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

"Juga saat musim hujan ketika kondisi cuaca pagi hari cerah dan terik," terang Alauddin, Selasa (11/12/2018).

Alauddin menyebut, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kemungkinan puting beliung akan hadir di suatu wilayah.

"Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb atau lebih dari 60 persen," jelasnya.

Mulai pukul 10.00 pagi akan terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis–lapis) dan diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi layaknya bunga kol.

Awan Cumulus dengan tepian berwarna abu-abu itu kemudian akan berubah warna dengan cepat menjadi abu–abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus.

Kemudian tanda yang muncul di sekitar kita adalah pepohonan mulai bergoyang cepat. Ini akibat dorongan angin dan udara yang terasa dingin dan disusul hujan.

Angin puting beliung adalah angin lokal yang muncul hanya di satu titik lokasi dengan luas perputarannya berkisar antara lima sampai sepuluh kilometer.

Kemunculan angin puting beliung berlangsung singkat, hanya sekitar 10 menit dan lebih sering terjadi pada musim pancaroba.

Meski demikian, Alauddin menegaskan puting beliung sulit diprediksi secara spesifik dan hanya bisa diprediksi setengah sampai satu jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda-tandanya dengan tingkat keakuratan 50 persen.

Angin ini pun cukup berbahaya karena kecepatanya bisa mencapai 45 kilometer per jam dan dapat membahayakan, terutama karena angin dapat menerbangkan benda-benda besar di sekitarnya.

Baca: Oknum Dosen IAIN Parepare Diduga Aniaya Mahasiswa

Baca: Dua Terduga Pengedar Sabu Dibekuk di Bantimurung, Satu Wanita

Kamis (22/11/2018) lalu, hujan deras disertai angin kencang merobohkan tiga rumah di Desa Buntu Terpedo, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Beruntung tidak ada korban jiwa pada kejadian itu.

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami: 

Follow juga akun instagram official kami: 

ii
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved