Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Abdul Rauf, Seniman Tari Sarappolompo Komitmen Lestarikan Kondo Buleng Hingga Akhir Hayat

Tarian tersebut berasal dari daerah asalnya Sarappolompo, Mattiro Langi, Liukang Tupabbiring, Pangkep, Sulawesi Selatan.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Nurul Adha Islamiah
Desi Triana Aswan/Tribun Timur
Salah satu gerakan tarian kondo buleng, yang diperagakan oleh Abdul Rauf (81) ketua sanggar tari Kondo Buleng, di Sarappolompo, Mattiro Langi, Liukang Tupabbiring, Pangkep, Sulawesi Selatan, Rabu (28/11/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Desi Triana Aswan

TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR- Kepada Tribun Timur, Abdul Rauf (81) mengaku sangat mencintai tarian Kondo Buleng.

Tarian tersebut berasal dari daerah asalnya Sarappolompo, Mattiro Langi, Liukang Tupabbiring, Pangkep, Sulawesi Selatan.

Tarian ini adalah kisah dan bentuk kegemberiaan masyarakat pulau Sarappolompo saat terlepas dari penjajahan.

Baca: Siswa Athirah Bone, Wakili Indonesia di Model United Nations 2019

Baca: TRIBUNWIKI: Sejarah Kondo Buleng, Tarian Asal Sarappolompo Pangkep

Baca: TRIBUNWIKI: Sejarah Kondo Buleng, Tarian Asal Sarappolompo Pangkep

Penjajah belanda yang diidentikkan dengan angsa putih menjadi ikon dalam tarian ini, yang pada masa penjajahan selalu merampas ikan hasil tangkapan nelayan.

Sejak tahun 1969 lelaki yang dulunya nelayan, sudah senang menarikan tarian daerahnya ini.

Kecintaannya kepada karya seni tari kondo buleng, terbukti dari hasil pantauan Tribun Timur saat menyambangi rumahnya pada Rabu (28/11/2018) yang juga berada di pulau Sarapolompo.

Terdapat banyak alat yang digunakan sebagai pendukung tarian tersebut.

Dia juga adalah ketua dari sanggar tari kondo buleng.

Terpilihnya dia sebagai ketua, menjadikan tanggung jawabnya untuk terus berkarya dan memperkenalkan tarian ini ke semua orang.

"Saya ingin tarian ini dikenal sama orang-orang," ujarnya.

Meski tinggal di pulau terpencil, lanjutnya, tarian ini juga merupakan warisan dari leluhur kami dulu.

Selain itu, Abdul Rauf mengatakan juga melibatkan anak-anak hingga cucu-cucunya sebagai pelakon dalam tarian ini.

"Anak saya juga ikut menari bersama saya, cucu-cucu saya juga seperti itu," katanya.

Baginya, dengan mengajarkan tarian tersebut keanak-anaknya dia berharap agar tarian ini tidak mati oleh jaman dan dapat diteruskan nantinya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved