Kelaparan, Korban Gempa Palu Mengungsi ke Maros
Korban yang memilih tetap bertahan di tempat pengungsian di Palu, hanya mengandalkan bantuan dari relawan.
Penulis: Ansar | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Pascagempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, sejumlah korban kelaparan lantaran tidak mendapat bantuan dari pemerintah.
Korban yang memilih tetap bertahan di tempat pengungsian di Palu, hanya mengandalkan bantuan dari relawan.
Hal tersebut dikatakan oleh seorang pengungsi, Irfan Hidayat saat didatangi oleh relawan Posko Paraga Maros di Dusun Barambang, Desa Bontomatene Kecamatan Mandai, Kamis (11/10/2018).
Hidayat mengaku memilih ke Maros, lantaran ia dan keluarganya kesusahan untuk mendapat bantuan. Padahal dia telah didata pihak pemerintah.
"Kami bertahan di tempat pengungsian. Tapi baru mendapat pembagian logistik, saat tim relawan yang turun langsung. Itupun jumlahnya terbatas," katanya.
Hingga akhirnya, Hidayat bersama istri dan dua anaknya memutuskan untuk mengungsi ke Maros.
"Meski kami mau bertahan di sana, tetap susah. Banyak yang kelaparan di posko pengungsian. Termasuk kami," katanya.
Selain rumah pengungsi di Barambang, Posko Paraga Peduli juga telah mendatangi lima tempat pengungsian di Dusun Salomatti, Desa Toddolimae Kecamatan Tompobulu.
Selain itu, relawan juga datang ke Dusun Tambua dan Tangkuru, Desa Bontomarannu Kecamatan Lau. Serta di Dusun Bonto Ramba, Kecamatan Mandai.
Tim Posko Paraga Peduli ini telah bergerak menyalurkan bantuan ke rumah yang ditempati pengungsi sejak 6 Oktober lalu.