Unjuk Rasa Nelayan di Bulukumba Berlangsung Ricuh
Kondisi tersebut semakin parah saat armada Pemadam Kebakaran (Damkar) mencoba memadamkan api.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Unjuk rasa nelayan di Kantor Bupati Bulukumba, Jl Jend Sudirman, Kelurahan Loka, Kecamatan Ujung Bulu, Bulukumba, Sulsel, berlangsung ricuh, Senin (20/8/2018).
Kericuhan terjadi akibat aksi sekelompok nelayan yang hendak membakar ban di halaman kantor bupati, mendapat halangan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Kondisi tersebut semakin parah saat armada Pemadam Kebakaran (Damkar) mencoba memadamkan api.
Aksi saling kejar pun tak terhindarkan antara pengunjuk rasa dengan Satpol PP dan Damkar.
Petugas kepolisian juga terlihat kewalahan melerai aksi tersebut.
Baca: Temui Pendemo di Kantornya, Wabup Bulukumba Malah Ditolak
Sedianya, aksi unjuk rasa itu untuk menuntut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba agar menyelesaikan persoalan nelayan kecil.
"Kami minta pemerintah membuat peraturan, memperjelas zonasi nelayan tradisional," teriak salahsatu orator, Fajar Hidayat.
Pasalnya, kata dia, banyak nelayan besar dari Kabupaten Bantaeng yang mengambil ikan di perairan Bulukumba.
Padahal, lokasi tersebut menjadi tujuan nelayan-nelayan kecil asal Butta Panrita Lopi, julukan Bulukumba.
Walhasil, tangkapan nelayan asal Bulukumba menurun drastis.
Namun dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa tak dapat bertemu dengan Bupati AM Sukri Sappewali karena sedang mengikuti agenda kegiatan di luar kantor.
Sehingga Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto dipercayakan untuk menemui para pengunjuk rasa, tapi kehadiran Tomy ditengah-tengah pengunjuk rasa malah ditolak.
"Kami tidak ingin ditemui oleh Wabup, kami meminta untuk ditemui langsung oleh pak bupati," teriak massa di depan Tomy Satria.
Baca: Tunggu NA Dilantik, DPRD Bulukumba Tunda Pembahasan Usulan Perubahan RPJMD
Tomy kemudian meninggalkan kerumunan massa dan kembali ke ruangan kerjanya.