Penetrasi Unik di Makassar Masih Minim
"Kendala utama adalah kemauan pengguna jalan untuk melakukan isi ulang kartu dan penyediaan lokasi top up yang memadai," katanya.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penetrasi kartu Uang Elektronik (Unik) di jalan tol Kota Makassar masih stagnan.
Direktur Teknik dan Oprasi PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE)-PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) Ismail Malliungan yang dihubungi, Kamis (12/7/2018) mencatat penetrasi Unik masi di posisi 54 persen dari total kendaraan yang lalu-lalang sekitar 105 ribu-110 ribu kendaraan.
"Penetrasi Unik di Kota Makassar masih sangat minim. Bahkan paling lambat di seluruh Indonesia. Sejak akhir tahun lalu hingga kini pergeseran presentase pengguna unik hanya 4% hingga Juni ini. Ini memperlihatkan masyarakat belum sadar betul terkait penggunaan Unik ini," katanya.
Bahkan dalam rentang waktu arus mudik yang lalu sampai awal Juli ini pengelola jalan tol mengedarkan tambahan kartu 20 picis dari bank. Namun tidak meningkatkan persentase penetrasi.
"Kendala utama adalah kemauan pengguna jalan untuk melakukan isi ulang kartu dan penyediaan lokasi top up yang memadai," katanya.
Padahal Badan Pengatur Jalan Tol (BUJT) terus meningkatkan fasilitas pendukung berupa Gerbang Tol Otomatis (GTO) dan memfasilitasi bank untuk lokasi top up.
"Dan Bank Mandiri per Maret lalu sudah membuka layanan top up di gerbang tol. Nah kami harapkan masalah top pengguna Tol bisa teratasi," ujarnya.
Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan. "Minggu ini kami bersama BI KP Sulsel sedang melakukan survey tentang penggunaan Unik," katanya.
Hingga saat ini survey masih berlangsung. "Survey ini sebenarnya diinisiasi BI, kami BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) mensupport pelaksanaannya. Jadi lebih detailnya, dapat dikonfirmasi ke BI. Namun secara umum, survey ini ingin mendapatkan gambaran dari masyarakat, kenapa tidak menggunakan UNIK," kata Ismail. (*)