Bupati Jeneponto Karaeng Ninra: Nurdin Halid dan Adiknya Hadiri Acara Calon Lain, Siapa Khianat Kah?
Iksan mengaku justeru sangat antusias menyambut tim investigasi yang digagas Ketua DPD I Golkar Sulsel Nurdin Halid
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Mansur AM
TRIBUNJENEPONTO.COM, JENEPONTO - Banyak kader dan ketua DPD II Golkar kabupaten/kota di Sulsel keder dengan ancaman label pengkhianat oleh tim investigasi Golkar Sulsel. Namun tidak berlaku bagi Ketua DPD II Golkar Jeneponto Iksan Iskandar.
Iksan mengaku justeru sangat antusias menyambut tim investigasi yang digagas Ketua DPD I Golkar Sulsel Nurdin Halid setelah dinyatakan kalah Pemilihan Gubernur Sulsel 2018 hasil hitung cepat.
Ketua Golkar Jeneponto, Iksan Iskandar menanggapi hangat rencana Golkar Sulsel yang ingin bersih-bersih kader pasca Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2018.
Baca: VIDEO: Hati Iksan Iskandar Teriris Lihat Ketua Golkar Sulsel Kampanyekan Calon Lain
Baca: Jangan Salah! Daftar CPNS 2018 di sscn.bkn.go.id Tapi Pengumuman Pendaftaran Tunggu di menpan.go.id
Baca: TRAGIS! 6 Fakta Soal Bayi 5 Bulan Ditemukan Tewas di Dalam Kulkas Babysitternya, No 6 Paling Pilu
Ditemui usai menunaikan salat Maghrib di rumah jabatan Bupati Jeneponto, Jl Lanto Dg Pasewang, Kecamatan Binamu, Kamis (05/06/2018), bupati yang juga incumbent di Pilkada Jeneponto itu blak-blakan soal polemik yang ada di tubuh Golkar Sulsel dan Golkar Jeneponto pasca kekalahan pasangan Golkar, NH-Aziz di pilgub.
Reporter TribunJeneponto.com, Muslimin Emba, memulai perbincangan dengan menanyakan hasil hitung cepat Pilgub Sulsel, di mana pasangan calon usungan partai Golkar Nurdin Halid-Azis Kahar Mudzakkar memperoleh suara terbanyak kedua setelah pasangan nomor urut 3 Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman.
Menurut Iksan Iskandar, hasil perolehan suara sementara Pilgub Sulsel yang dimenangkan oleh pasangan NA-ASS dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya faktor figur calon bersangkutan.
"Figur NA memang populer, terkenal, harusnya disitu yang diinstrokspeksi. Tingkat kesukaan masyarakat dan ketokohannya (NA) memang tidak diragukan, Pilgub Sulsel ini ditentukan dengan ketokohan kandidat," kata Iksan.
Menurut ia, pihaknya sejauh ini telah bekerja maksimal untuk memenangkan pasangan NH-Azis di Jeneponto.
Tapi bukan hanya soal figur faktor determinan penentu kemenangan pilgub di Jeneponto.
Tapi juga solidaritas internal Golkar di daerah ini.
"Kita ini sudah kerja maksimal, tapi kan Golkar Jeneponto ini dari awal pecah. Pecahnya itu oleh sekretaris (Suharto) yang membawa pasukan yang di dalamnya ada beberapa anggota seperti Kareng Romo', Muhdar, si S (Suharto) Kareng Balang dan beberapa lainnya yang tidak pernah mau mendukung saya," ujar Iksan.
Tidak hanya menarik gerbon, Sekretaris Golkar Jeneponto Suharto, menurut Iksan juga bekerja untuk memenangkan pasangan calon lain di Pilkada Jeneponto.
"Andiakan dia (kubu Suharto) tidak mendukung saya lalu duduk-dudukji itu bagus, tapi kan dia (Suharto) mengkampanyekan (calon) yang lain, dia kan kampanyekan calon nomor 2 (Muhammad Syarif-Andi Thahal Fasnih) dan Golkar provinsi sudah tahu bahwa dia (Suharto) membelot," tegas Iksan.
Dan menurut Iksan, membelotnya Sekretaris Golkar Jeneponto Suharto, itu telah lama diketahui oleh pengurus Golkar Sulsel.
"Ini si 'S' (Suharto) mengampanyekan calon nomor dua (Syafaat). Golkar provinsi sudah tahu, lalu kenapa dipelihara ini orang (Suharto) dan bahkan malah bukan lagi seolah ada pembiaran dari provinsi tapi bahkan diberikan fasilitas ini orang (Suharto) untuk mendukung calon diluar usungan partai Golkar. Lalu siapa sebenarnya yang pengkhianat?," kata Iksan dengan nada tinggi.