Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dialog Kebangsaan, FKP Sulsel Bahas Terorisme dan Pilkada Serentak

Hadir sebagai pemateri yakni Ketua FKP Sulsel, Halilintar Lathief, Arwan Tjahyadi dan Sulwan Dase.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Mahyuddin
abdiwan/tribuntimur.com
Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Sulawesi Selatan, gelar Dialog Kebangsaan bertema “Refleksi Nasionalisme dalam Mengokohkan NKRI”. di Hotel Losari Beach, Makasaar, Minggu, (20/5). 

Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Forum Pembauran Kebangsaan (FKP) menggelar dialog kebangsaan di Hotel Losari Beach Jl Penghibur, Makassar, Minggu (20/05/2018).

Acara yang mengangkat tema Refleksi Nasionalisme Dalam Mengokohkan NKRI dihadiri sejumlah komunitas, tokoh pemuda, mahasiswa, toko adat serta tokoh masyarakat.

Hadir sebagai pemateri yakni Ketua FKP Sulsel, Halilintar Lathief, Arwan Tjahyadi dan Sulwan Dase.

Adapun isu yang menjadi pokok pembahasan dalam dialog terkait masalah nasionalisme dan terorisme. Kedua pemilihan kepala daerah serta reformasi.

Ketua FPK Sulsel, Halilintar Lathief mengatakan bahwa sudah 110 tahun hari kebangkitan nasional diikrarkan, tapi nasionalisme kita masih menjadi teka teki.

Baca: Juni 2018 Sulbar Buka Pemerimaan CPNS, Berikut Formasinya Tiap Kabupaten

abdiwan muhammad
Attachments8:46 PM (2 hours ago)
to me 
Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Sulawesi Selatan, gelar Dialog Kebangsaan bertema “Refleksi Nasionalisme dalam Mengokohkan NKRI”. di Hotel Losari Beach, Makasaar, Minggu, (20/5).
Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Sulawesi Selatan, gelar Dialog Kebangsaan bertema “Refleksi Nasionalisme dalam Mengokohkan NKRI”. di Hotel Losari Beach, Makasaar, Minggu, (20/5). (abdiwan/tribuntimur.com)

Sikap saling curiga antar anak bangsa masih kuat, aksi teror dan tindakan anarkis masih menjadi momok yang menakutkan dan mengancam keutuhan NKRI.

"Nasionalisme mengalami tantangan dan dinamika internail yakni pragmatisme politik, perebutan kekuasaan yang menghalalkan segala cara dan bangkitnya kelompok radikal," ujarnya.

Ia berharap agar pemerintah dan kelompok masyarakat untuk menjaga keuntuhan NKRI dan harmoni antar warga, menghilangkan sikap saling curiga yang dapat memperburuk semangat nasionalisme.

Mereka juga mendorong agar warga masyarakat menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mengokohkan nilai nilai kebangsaan dan merawat keberagamaan.

"Tidak menggunakan media sosial sebagai sarana merusak dan memecah belag antar warga masyarakat. Media sosial seharusnya biaa menjadi instrumen untuk meningkatkan kebangsaan dan nasionalisme anak bangsa. (San)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved