Begini Cara Dinkes Bantaeng Atasi Penyakit Difteri
Difteri adalah penyakit yang muncul karena adanya bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang saluran pernapasan.
Penulis: Edi Hermawan | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunBantaeng.com, Edi Hermawan
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng terus berupaya melakukan antisipasi penyebaran penyakit Difteri di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Meski hingga saat ini belum ada laporan terkait penyakit tersebut, Dinkes tetap gencar untuk bersosialisasi maupun melakukan upaya pencegahan.
"Untuk saat ini kami masih belum menerima laporan bahwa ada masyarakat yang menderita penyakit difteri ini. Meski demikian kami tetap lakukan upaya pencegahan," ujarnya kepada TribunBantaeng.com, Senin (18/12/2017).
Upaya-upaya pencegahan yang saat ini dilakukan berupa melengkapi imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi, maupun imunisasi lanjutan kepada anak yang usianya dibawah tiga tahun.
Selai itu, pihaknya juga mengaku memastikan bahwa semua anak usia sekolah telah mendapatkan imunisasi DT dan Td.
Baca: Difteri Belum Ditemukan di Sulsel, Ini Antisipasi Dinas Kesehatan Sulsel
Baca: Penting! Ini Cara agar Tidak Tertular Penyakit Difteri
"Upaya ini yang kami lakukan untuk hal teknisnya, sementara itu juga kita lakukan secara aktif berupa penyuluhan dengan melibatkan beberapa pihak," tuturnya.
Penyuluhan secara aktif tentang difteri tersebut melibatkan beberapa pihak, seperti kader kesehatan yang sudah terbentuk pada tiap desa, tokoh agama maupun tokoh masyarakat pada lingkup Puskesmas.
"Peran orangtua juga tentu menjadi poin penting dari program kami ini agar kita semua bisa terhindar dari pengakit difteri," katanya.
Sekadar informasi, Difteri adalah penyakit yang muncul karena adanya bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang saluran pernapasan.
Saat bakteri ini masuk ke tubuh yang kondisinya sedang lemah dan tidak diimunisasi lengkap, bakteri bisa dengan mudah berkembang dan hidup.
Gejalanya berupa sakit tenggorokan, sulit menelan, demam dengan suhu rendah sekitar 38 derajat celcius, kurang nafsu makan, sesak napas disertai bunyi.
Leher membengkak seperti leher sapi (bullneck) akibat dari pembengkakakan kelenjar leher dan munculnya pseudomembran atau selaput putih keabu-abuan yang tidak mudah lepas.(*)