Ketua PGRI Enrekang Sesalkan Kejadian yang Menimpa Guru SMAN 3 Wajo
Menurut Haedar, seharusnya orangtua siswa memahami dan mampu membedakan mana pembinaan dan penganiayaan.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com Muh Azis Albar
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Enrekang, Haedar menyesalkan kejadian yang menimpa Guru SMAN 3 Kabupaten Wajo, Mala Yanti.
Mala Yanti dilapor ke polisi hanya karena mencubit lengan siswinya lantaran bermain handphone saat menerima materi pada seminar kewirausahaan beberapa waktu lalu.
Menurut Haedar, seharusnya orangtua siswa memahami dan mampu membedakan mana pembinaan dan penganiayaan.
"Saya yakin setiap guru tidak ingin menyakiti atau membuat muridnya gagal, pasti guru memberi bimbingan yang baik pada siswanya, sama halnya dengan Mala Yanti," kata Haedar kepada TribunEnrekang.com, Kamis (30/11/2017).
Ia menjelaskan, orang tua siswa sepatutnya menjalin komunikasi yang baik dengan para guru dalam hal bagaimana membimbing dan membina anaknya.
Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terkait konteks pembinaan bagi anak atau murid di sekolah.
"Setiap siswa punya watak yang berbeda-beda, jadi cara membimbingnya pun berbeda-beda tergantung dari karakter anak tersebut," ujar Ketua BKDD Enrekang ini.
Ia berharap, apa yang menimpah sosok Mala Yanti bisa disegera diselesaikan secara kekeluargaan dengan orang tua siswa tersebut.
Baca: Ini 4 Fakta Guru yang Dilapor ke Polisi Karena Cubit Siswi di Wajo, No 2 Ternyata Santri Loh