Bagaimana Suka Duka Mondok di Pesantren? Begini Cerita Santri Babul Khaer Bulukumba
Dengan momen seperti ini, saya berharap dapat menjadi contoh teladan yang baik.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Khaer Bulukumba, Baso Rahmat, menuturkan perayaan Hari Santri Nasional (HSN) merupakan momentum untuk menjadi santri yang lebih baik.
"Dengan momen seperti ini, saya berharap dapat menjadi contoh teladan yang baik. Bukan cuma saya, tapi semua santri harus begitu," ujarnya kepada TribunBulukumba.com, Minggu (22/10/2017).
Remaja yang bercita-cita jadi Polisi itu juga mengungkapkan suka dukanya mondok di pesantren yang berlokasi di Kelurahan Kalumeme, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu.
"Sukanya menjadi santri adalah kebersamaan. Kita makan bersama, salat berjamaah, kalau ada keluarga teman yang sakit, kita semua sama-sama pergi menjenguk,” tuturnya.
“Kalau dukanya, itu kami ‘terpenjara. Maksudnya tidak bisa kemana-kemana, libur dan ketemu orang tua juga jarang." lanjutnya.(*)