Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahathir Hina Bugis, Budayawan Luwu Ingatkan Sejarah Hubungan Sulsel dan Malaysia

Seharusnya Mahathir paham bahwa Malaysia itu ikut dibangun oleh warga keturunan Bugis Luwu dan Makassar

Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
handover
Idwar Anwar 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Budayawan Luwu Idwar Anwar mengecam pernyataan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang dianggap rasis karena telah menghina suku Bugis.

Karena itu Idwar mendesak Mahathir meminta maaf kepada masyarakat Sulawesi Selatan atas pernyataan rasisnya.

BACA: Ini Pernyataan Mantan PM Malaysia yang Sebut Orang Bugis Pencuri

“Seharusnya Mahathir paham bahwa Malaysia itu ikut dibangun oleh warga keturunan Bugis Luwu dan Makassar yakni Opu Daeng Rilekka, bangsawan Kedatuan Luwu,” jelas Idwar, penulis buku Ensiklopedia Luwu kepada tribun-timur.com, Rabu (18/10/2017).

Opu Daeng Rilekka adalah bangsawan yang melahirkan Opu Dg Parani, Opu Dg Mebambung, Opu Dg Marewah, Opu Dg Cellak dan Opu Dg Kamasi. Mereka inilah yang pernah menumbuhkn dominasi politik di Semenanjung Melayu.

"Raja Selangor pertama itu adalah keturunan Opu Dg Cellak," kata Idwar.

Mahathir Mohamad
Mahathir Mohamad ()

Pun Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau adalah orang penting dalam sejara Melayu dan Malaysia. Ia juga ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 sekaligus pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu yang digunakan Malaysia juga adalah keturunan Opu Dg Cellak asal Luwu.

Raja Ali Haji juga sekaligus cucu dari Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau (sekarang bagian Malaysia) sekaligus saudara Raja Lumu, Sultan pertama Selangor-Malaysia.

Dari 9 raja yang pernah memerintah di Malaysia, pada umumnya merupakan keturunan dari Kerajaan Luwu. Salah satunya pemangku Kerajaan Selangor yang merupakan keturunan dari Kerajaan Luwu.

Karena itu, sebut alumni Universitas Hasanuddin ini, ikatan emosional antara Malaysia dan Indonesia, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan sangat dekat.

Jadi sangat tidak objektif jika Mahathir menganggap Bugis (Luwu) itu sebagai suku pencuri, penyamun dan perompak.

Mahatir menyamakan asal Perdana Menteri Malaysia saat Dato' Sri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak atau biasa disapa Najib Tun Razak dari suku lanun (perompak) Bugis.

“Kesalahan Najib, jika memang dia salah, jangan dihubungkan dengan sukunya atau latar belakang keturunannya. Apakah Mahathir tidak pernah belajar sejarah Malaysia dan Bugis?” kata Idwar yang juga penyair dan penulis buku ini. 

Yang lebih menghina lagi, Mahathir menyuruh Najib untuk kembali ke Bugis karena dianggap sebagai bencana. Ucapan itu secara tidak langsung, Mahathir mempertegas pernyataan sebelumnya bahwa orang Bugis-Makassar itu perampok dan stigma negatif lainnya.

Seharusnya sebagai mantan PM, Mahathir tidak boleh mengucapkan kalimat rasis. Apalagi sampai menghina harga diri org Luwu, Bugis, Makassar dan Indonesia pada umumnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved