Cerita Tautoto Tanaranggina Ikut Jambore Pramuka dengan Uang Rp 500
Tautoto yang juga Wakil Ketua Kwarda Pramuka Sulsel, bertanggungjawab atas lebih 540 pramuka, termasuk 100 pembina dari 24 kabupaten/kota.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Thamzil Thahir
MAKASSAR, TRIBUN -- Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) atau yang populer dengan dinas pendapatan daerah (dispenda) Sulsel Tautoto Tanaranggina (52 tahun), kembali ditunjuk Ketua Kontingen Kwartir Daerah (Kwarda) Sulsel di Pertemuan Pramuka Penggalang dan Penegak (Raimuna) XI Nasional 2017 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Baca: Sejatinya Hari Pramuka Indonesia 20 Mei Tapi Kok Diperingati Tiap 14 Agustus, Kenapa?
Selama sepekan, Tautoto yang juga Wakil Ketua Kwarda Pramuka Sulsel, bertanggungjawab atas lebih 540 pramuka, termasuk 100 pembina dari 24 kabupaten/kota.
Raimunas XI akan digelar sepekan, Minggu 13 hingga 21 Agustus 2017, mendatang, kontingen Sulsel akan membaur dengan sekitar 15 ribu pramuka usia 11-15 tahun (peneggalang) dan usia 16-20 tahun (penegak) dari 514 kabupaten dari 34 provinsi di Indonesia.

“Ini sudah ada yng jadi wakil kontingen, Faradillah, dia ini bergabung dengan pembina lain dari 24 kabupaten/kota di Sulsel,” ujar Toto, usai mendampingi Syahrul di Cibubur kemarin.
Bagi Tau Toto, menjadi pramuka memang sudah seperti bagian dari hidupnya.
Dia masih mengingat, sejak kelas V di SD Mangkura, tahun 1974, dia sudah bergabung di Gugus Depan (Gudep 59-60) sekolah dasar di pusat kota itu.
Dengan lancar dia juga menyebut, saat jadi Penggalang senior dan Penegak saat SMP dia sudah bergabung di Gudep 181 SMPN 6 Makassar dan Gudep 223 SMA 1 Makassar.
‘Tapi yang paling bekesan saat saya ikut Jambore Nasional ke-3 di Cibubur, Jakarta tahun 1981,” ujar mantan kepala kepegawaian daerah Sulsel itu.

Tautoto masih mengingat, bersama sekitar 400-an kontingen pramuka dari Sulsel, mereka naik kapal Pelni dari Makassar ke Jakarta.
“Aku masih ingat betul, itu mulai tanggal 18-25 Juni 1981, saya kelas II SMA. Kami dilepas dari Monas, lalu berjalan ke Museum Gadjah, ke depan Istana Negara, lalu ke jalan Pramuka kantor Kwarnas, ke Cililitan, naik angkutan bis kota bermodal peta, sebelum ke Cibubur juga naik bus dengan uang yang sangat terbatas. Kalau ndak salah kami hanya bawa uang Rp500 rupiah saat itu, ujiannya memang begitu,” ujarnya.

Toto mengenang saat itu Ketua rombongannya dari Makassar ada Taufan Made Ali dan sekretarisnya Haris Yasin Limpo. Kini Taufan sudah berpangkat AKBP dan Haris YL menjabat Dirut PDAM Makassar.
Mereka dibagi dalam 1o regu tiap regu 10 pramuka penegak. Ada yang memilih minat sejarah, olahraga, mountenering, kesehatan, diskusi, dan kecakapan lain. Kita dibekali peta dan uang yang amat terbatas untuk ukuran saat itu, untuk survive, bisa bertahan dengan para anggota regu.
Selama hampir tiga dekade Toto menjadi pengurus Dewan Kerja Daerah Kwarda Sulsel. “Tugas saya mengurus pramuka penggalang dan penegak itu di zaman almarhum Pak Yasin Limpo.” ujar Toto. (Dal)