Miris! Pasien DBD di Lutim Sudah Mengeluarkan Darah, tapi Ditolak Puskesmas dan RS PT Vale
Di Rumah Sakit PT Vale, putri Hamril ditolak lagi. Alasan pihak rumah sakit perusahaan asing yang mengeruk nikel Luwu Timur itu:
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Ilham Mangenre
Laporan Wartawan TribunLutim.com, Ivan Ismar
TRIBUNLUTIM.COM, MALILI- Ini cerita miris pasien di kabupaten raksasa tambang nikel dunia, Luwu Timur.
Terungkap dari keluarga Harwatia, ketika putrinya, Atira (5), mengalami gejala demam berdarah dengue (DBD), Sabtu (22/7/2017).
Harwatia bersama suaminya, Hamril, membawa Atira ke Puskesmas Wawondula, Kecamatan Towuti, Luwu Timur.
Namun, kecewa berat bercampur sedih untuk pasutri ini, putri mereka ditolak Puskesmas tersebut.
Sabtu pagi itu, Hamril tergopoh-gopoh menggendong putrinya itu ke Puskesmas Wawondula.
Sesampai di Puskesmas, pihak Puskesmas dengan santainya menolak.
"Bagian pemeriksaan Puskesmas bilang mati lampu dan dokternya sedang seminar," Harwatia menirukan alasan pihak Puskesmas Wawondula menolak.
Khawatir kondisi anak semakin buruk, Hamril mendesak, minta surat rujukan, untuk segera membawa sang anak ke RS PT Vale.
"Tapi tidak dikasi karena harus dokter katanya yang keluarkan katanya," kata Harwatia menirukan perkataan Hamril.
Panik anaknya mengeluarkan darah pada hidung, Hamril membonceng anaknya ke RS Vale.
Jarak Puskesmas Wawondula ke RS Vale sekitar 15 kilometer.
Di Rumah Sakit PT Vale, putri Hamril ditolak lagi. Alasan pihak rumah sakit perusahaan asing yang mengeruk nikel Luwu Timur itu: Atira tidak punya surat rujukan dari Puskesmas.
Tanpa pikir panjang, Hamril membawa putrinya ke Puskesmas Sorowako, Kecamatan Nuha.
Di Puskesmas inilah, perawat sigap menolong anaknya dan memberikan perawatan.
Beberapa hari kemudian dirawat di Puskesmas Sorowako, kondisi Atira membaik.
"Sudah baikan mi (Atira), ambil darah lagi hari ini di Puskesmas Nuha Sorowako," kata Harwatia.
Harwatia memetik pelajaran penting atas pelayanan kesehatan di kampungnya itu bahwa surat-surat dan seminar lebih penting daripada menolong nyawa. "Itu alasan mereka menolak."(*)