Keluarga Miskin Ini Tinggal di Hutan Tallu Bamba Enrekang, Bertahan Hidup Seperti 'Tarzan'
Untuk bisa mengunjunginya, membutuhkan waktu satu jam menggunakan sepeda motor, melewati jalan tani, tak beraspal yang dibuat warga.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com Muh Azis Albar
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Tangari (60) bersama keluarganya, tinggal di sebuah rumah kebun berukuran 4 x 6 meter di daerah yang disebut Rippi', Dusun Jalikko, Desa Tallu Bamba, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulsel.
Rumah yang terdiri dari kayu lapuk itu berada di dalam hutan, sekitar 4-5 Km dari pemukiman penduduk.
Beberapa kayu lantai lantai dan dinding rumah itu sudah copot.
Tangari merawat empat ekor kambing di bawah kolong rumahnya.
Kambing itu merupakan pemberian warga beberapa tahun lalu.
Baca: Diprotes Warga Karena Cemari Lingkungan, PT Nindya-Sejahtera Malah Dapat Izin dari Pemkab Enrekang
Bau kotoran kambing begitu menyengat di dalam rumah Tangari.
Di tempat tersebut Tangari (60) dan keluarganya hidup menyendiri, jauh dari hiruk pikuk dunia luar selama berpuluh-puluh tahun
Untuk bisa mengunjunginya, membutuhkan waktu satu jam menggunakan sepeda motor, melewati jalan tani, tak beraspal yang dibuat warga.
Namun jika musim hujan, harus berjalan kaki selama dua jam, karena kondisi jalan yang tak memungkinkan untuk kendaraan.
Di daerah terpencil tersebut, Tangari (60) tinggal bersama istrinya, A'pan (45) dan dua orang anaknya, Iccung (6) dan Iccing (5).
Sementara tiga anaknya, Yemi (11), Hendra (9) dan Kasman (7), dimasukkan ke sebuah panti asuhan di Kota Maros.
Tangari (60) dan A'pan (45) keduanya menderita keterbelakangan mental dan juga buta aksara.
Sementara dua anaknya, Iccung (6) dan Iccing (5) kesulitan berinteraksi dengan orang lain.