Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Waspada, Anemia Pengaruhi Fungsi Kogniti Anak

Gejala lain yang dapat anda perhatikan adalah anak mudah lelah, letih, lesu, kurang bersemangat, dan jantung berdebar-debar.

Penulis: Anita Kusuma Wardana | Editor: Ina Maharani
zoom-inlihat foto Waspada, Anemia Pengaruhi Fungsi Kogniti Anak
ist
ilustrasi kesehatan anak

Laporan Wartawan Tribun Timur, Anita Wardana

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Melihat anak anda pucat seperti terlihat pada kelopak mata, bibir, telapak tangan atau dasar kuku, ada baiknya anda mewaspadai hal tersebut sebagai gejala dari Anemia Defisiensi Besi (ADB) yang terjadi pada anak.

Gejala lain yang dapat anda perhatikan adalah anak mudah lelah, letih, lesu, kurang bersemangat, dan jantung berdebar-debar.

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo, Dr dr Nadirah Rasyid Ridha MKes SpA mengatakan, zat besi merupakan bahan baku utama untuk pembentukan sel darah merah.

Jika kekurangan zat besi maka akan berdampak pada penurunan jumlah sel darah merah yang dibentuk oleh tubuh yang disebut anemia. Sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen dan zat-zat makanan ke seluruh tubuh.

"Bila kekurangan sel darah merah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak terutama gangguan fungsi kognitif yaitu kemampuan seseorang untuk mengambil, menyimpan dan menyajikan kembali berbagai ingatan. Selain itu, rata-rata skor IQ lebih rendah dibanding anak yang tidak anemia,"jelasnya, Sabtu (30/5/2015)

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) ini menambahkan, berdasarkan sejumlah hasil penelitian menunjukkan, anak dengan ADB memiliki fungsi kognitif dan motorik lebih rendah dan cenderung lebih merasa cemas atau depresi, memiliki gangguan perhatian di banding dengan yang tidak anemia.

Anak dengan ADB juga memiliki kecenderungan mengalami retardasi mental ringan hingga sedang. Adapula penelitian yang menemukan rata-rata nilai matematika anak ADB lebih rendah. Gangguan kognitif ini pun cenderung permanen atau menetap.

Dokter Nadirah juga menyebutkan, Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan jenis anemia yang paling sering di jumpai di seluruh dunia.

Menurut data dari World Health Organization (WHO), prevalensi anemia pada anak sekitar 30 persen dari seluruh penduduk dunia dan di negara berkembang sekitar sekitar 50-60 persen.

Bahkan, Asian Development Bank mencatat sebanyak 22 juta anak Indonesia menderita anemia. Prevalensi anemia defisiensi besi pada bayi dan anak-anak usia 2 tahun mencapai 48 persen, usia pra sekolah sebesar 40 persen dan usia sekolah sebanyak 25 persen. (Anita Wardana)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved