Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Nilam Idola Baru Warga Luwu Utara

Menurut Aditya Asri, warga Dusun Torea, Desa Pongo, Kecamatan Masamba mengaku

Editor: Imam Wahyudi
zoom-inlihat foto Nilam Idola Baru Warga Luwu Utara
ist
Rahman Mhan

Rahman Mhan
Warga Makassar

Melaporkan dari Masamba, Luwu Utara

MINYAK nilam atau patchouli oil adalah salah satu minyak atsiri yang dihasilkan oleh tanaman nilam (pogostemon cablin benth) yang merupakan komoditas unggulan nasional di Indonesia. Menurut data yang dilansir dari wikipedia.org dan berbagai sumber lainnya bahwa sebanyak 70% kebutuhan minyak nilam dunia, disokong oleh Indonesia. Tapi sayang, Indonesia belum bisa mematok harga dalam hal ini Indonesia masih mengikuti harga jual minyak nilam di pasar internasional.

Budidaya tanaman serta industri minyak nilam ini yang lebih banyak dikenal perkembangannya di wilayah barat Indonesia, kini sudah mulai merambah di Sulawesi Selatan, termasuk di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) yang mulai dikenal oleh petani sejak tahun 2010 lalu.

Beberapa petani dari berbagai komoditi yang ada di Kabupaten Luwu Utara seperti coklat, jeruk nipis dan jagung kini mulai beralih melakukan pengembangan tanaman nilam. Masamba dan Malangke merupakan kecamatan yang lebih dikenal oleh warga Lutra dan sekitarnya sebagai wilayah penghasil minyak nilam terbaik dan terbesar di Luwu Utara.

Tidak hanya para petani yang melakukan pengembangan tanamannya, namun kini para pembeli tanaman nilam juga sudah mulai mengembangkan usahanya dengan membuat penyulingan sendiri. Dengan demikian, para petanipun semakin yakin akan prospek perkembangan tanaman nilam ke depannya yang semakin baik melihat industri minyak nilam yang kian menjamur hampir di setiap desa/kelurahan.

Menurut Aditya Asri, warga Dusun Torea, Desa Pongo, Kecamatan Masamba mengaku lebih yakin potensi penghasilan tanaman nilam jika dibandingkan dengan tanaman yang pernah ada di daerah ini. Pasalnya, tanaman nilam tidak butuh banyak pembiayan perawatan namun bisa meraup hasil yang melimpah. Meski harga biji kakao saat ini diatas Rp. 30.000-an/kg, namun nilam yang harga rata-rata Rp. 11.000/kg masih bisa melampaui hasil panen tanaman kakao.

"Memang harga biji coklat lebih mahal, tapi sekarang toh tidak bisami terlalu diandalkan karena semakin hari semakin banyakmi hamanya yang semakin sulit untuk dibasmi, makanya saya tebangmi pohon coklatku lalu tanami nilam" tutur Aditya.

Sementara itu, Adi Joni salah seorang petani jagung warga Dusun Masaru, Desa Pombakka, Kecamatan Masamba, menceritakan dalam hitung-hitungannya bahwa jika harga jagung saat ini Rp. 2.400/kg maka dalam 1 hektar tanaman jagung itu hanya mampu menghasilkan maksimal 3 ton. Sementara jika dibandingkan dengan tanaman nilam potensinya mampu menghasilkan 6 hingga 7 ton / hektar.

Para pembeli tanaman nilam hasil panen di Masamba rata-rata menyuling nilam hasil belinya kemudian minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman nilam ini di jual dengan harga Rp. 550.000 - Rp. 600.000 / kilogram.

Sebagian pedagang yang baru terjun membuka usahanya jual-beli nilam, kini tidak kesulitan lagi untuk mencari penyulingan atau untuk membuat penyulingan sendiri pasalnya dapur penyulingan sudah menjamur hampir di setiap desa yang siap untuk di sewakan yang telah disediakan oleh para pengusaha besar di daerah ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved