Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

25 Kelompok Tani Hutan di Sulsel Pamer Inovasi Madu Trigona Hingga Gula Semut

Kelompok tani hutan merupakan kumpulan petani yang mengelola usaha kehutanan di dalam dan di luar kawasan hutan. 

|
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Faqih Imtiyaaz
PRODUK HUTAN -  Pamerah hasil produksi petani hutan di Kantor Balai Penyuluhan dan Pengembangan SDM Wilayah VI, Jl Perintis Kemerdekaan pada Senin (10/11/2025). Foresta Showbiz jadi ruang temu usaha para petani hutan guna memperluas modal dan produksi hasil kehutanan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kelompok Tani Hutan (KTH) di Sulawesi Selatan mendapat panggung menunjukkan hasil inovasinya.

Foresta Showbiz digelar Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pusat Penyuluhan Kehutanan Kementerian Kehutanan di Kantor Balai Penyuluhan dan Pengembangan SDM Wilayah VI, Jl Perintis Kemerdekaan Km 17, Makassar pada Senin (10/11/2025).

Sebanyak 25 KTH menampilkan produk terbaiknya ke masyarakat.

Produknya mulai dari gula semut, gula aren, kunyit, madu, kopi, kemiri dan banyak lainnya.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulsel Hasnawir menyebut ruang ini sebagai ajang mempertemukan inovasi KTH dengan masyarakat hingga investor.

"Kegiatan ini dapat meningkatkan transaksi ekonomi di Sulsel, memperluas jaringan pemasaran, memperkuat posisi produk. Karena ini sejalan semangat mendorong ekonomi hijau dan ekonomi berkelanjutan," Kata Hasnawir.

Di Sulsel sendiri terdapat  1.739 kelompok tani hutan.

Baca juga: Dosen UNM Bantu Kelompok Tani Hutan Paggolla di Soppeng

Sebanyak 1.644 diantaranya berstatus pemula.

Kemudian 86 berstatus madya dan 9 utama.

Kelompok tani hutan merupakan kumpulan petani yang mengelola usaha kehutanan di dalam dan di luar kawasan hutan. 

KTH dibentuk menjadi wadah kegiatan kehutanan, seperti pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, agroforestri, dan pemanfaatan jasa lingkungan. 

Tujuan utamanya peningkatan kemampuan anggotanya agar produktif, mandiri, dan sejahtera, serta mendukung pembangunan kehutanan yang berkelanjutan. 

Abdul Aziz dari KTH Mallena memperkenalkan produk andalannya, Madu Trigona.

Madu Trigona diproduksi dari Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai.

Sebanyak 10 warga aktif terlibat dalam produksi madu trigona ini.

"Kami bisa produksi 15 sampai 20 liter per bulan, karena di kelompok kami ada 300 tup lebah untuk madu kami ini," kata Abdul Aziz.

Abdul Aziz mengaku rasa madu yang dihasilkan agak berbeda dari umumnya.

Biasanya rasa madu cenderung manis.

"Rasanya ini agak unik dibanding madu hutan, karena rasanya agak asam-asam manis," katanya.

Rasa madu ini dipengaruhi pakan yang diberikan ke lebah.

Abdul Aziz bahkan mengaku bisa menciptakan madu dengan rasa cenderung pahit.

Tak hanya itu, ada juga produk gula semut.

Gula semut berasal dari nira pohon kelapa atau aren, diolah hingga menjadi bentuk bubuk kristal.

Umumnya produk ini dimanfaatkan dalam kopi.

Sementara itu, Kepala Bidang ketenagaan dan Pengembangan Penyuluhan Kehutanan Heri Suheri menyebut Foresta Showbiz membuka ruang bagi KTH bertemu dengan berbagai pihak guna membahas pengembangan produk di masa mendatang.

"Kegiatan ini mendorong terjalinnya kerjasama KTH dan offtaker, baik bentuk kemitraan usaha pemasaran produk maupun peningkatan produksi. Dapat membuka jejaring usaha KTH baik pemasaran, pemodalan serta pengelolaan hasil hutan," kata Heri Suheri.

Sejauh ini, KTH telah mampu memproduksi hasil hutan menjadi berbagai produk. 

Hanya saja kapasitas produksi masih terbatas oleh anggota KTH.

Jejaring bisnis pun dibutuhkan guna memperkuat akses modal hingga pemasaran hasil produk.(*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved