Headline Tribun Timur
SPBU Kehabisan Pertalite Tiap Pukul 17.00 Wita
Stok Pertalite di Bulukumba makin langka, 11 SPBU kosong tiap sore, warga antre sejak pagi.
HL TRIBUN TIMUR EDISI SELAS (7/10/2025)
Stok BBM Bersubsidi di Bulukumba Terus Menipis
TRIBUN-TIMUR.COM - Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) terus menipis, Senin (6/10/2025).
Sejak pasokan dipangkas dari 16 jadi 8 ton per hari, stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah ini kosong setiap pukul 17.00 Wita.
Kondisi tersebut dikeluhkan warga karena kerap menyulitkan mereka mendapatkan BBM bersubsidi.
Pantauan tribun-timur.com di 11 dari 12 SPBU di Butta Panrita Lopi, stok Pertalite habis setiap sore.
SPBU ini masing-masing berada di Kecamatan Gantarang (Jalanjang, Bicari, Kirasa), Kecamatan Ujung Bulu (Bintarore, Jl Dr Sam Ratulangi, Caile, Jl Bung Tomo, Jl Dato Tiro/Ela-ela).
Lalu di Kecamatan Ujung Loe (Desa Manjalling), Kecamatan Bonto Bahari (Tana Beru/Sapulohe), Kecamatan Rilau Ale (Katangka).
Selanjutnya di Kecamatan Bulukumpa (Balleanging/Tanete). Seluruhnya mengalami kelangkaan stok Pertalite sejak beberapa hari terakhir.
Manajer SPBU Katangka, Andi Abd Syukur, menyatakan, pengurangan pasokan dari Pertamina jadi penyebab utama kondisi ini.
“Cepat habis karena stok yang diterima setiap SPBU di Bulukumba berkurang. Kuota rata-rata saat ini hanya 8 ton per hari, padahal sebelumnya mencapai 16 ton,” jelasnya, Senin (6/10/2025).
Ia menegaskan, kebijakan tersebut berasal dari Pertamina di Makassar, sementara pihak SPBU hanya menerima dan menyalurkan pasokan sesuai jatah.
Syukur menambahkan, pengurangan hanya terjadi pada Pertalite, sementara distribusi solar dan Pertamax tetap normal.
Meski begitu, dampaknya terasa di lapangan. Antrean kendaraan di sejumlah SPBU mulai mengular sejak pagi hingga siang, terutama di kawasan kecamatan.
Seperti di SPBU Balleanging, Kecamatan Bulukumpa, pengendara sepeda motor dan mobil harus rela menunggu panjang demi mendapatkan BBM bersubsidi.
Juli, pengendara, mengaku terbebani dengan kondisi ini. Ia berharap Pertamina segera menormalkan kuota Pertalite di setiap SPBU di Bulukumba.
“Warga mengantre setiap hari untuk mendapatkan Pertalite. Kita minta setiap SPBU mengutamakan pengendara mobil atau kendaraan pribadi, bukan pengecer,” ujarnya.
Menurutnya, perjalanan warga bisa terhambat jika SPBU lebih dulu melayani pengecer.
Bulukumba merupakan kabupaten yang terletak di bagian tenggara Sulawesi Selatan, berjarak sekitar 153 kilometer dari Kota Makassar.
Secara geografis, daerah ini berada di pesisir selatan dan berbatasan langsung dengan Laut Flores di sebelah timur dan selatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah penduduk Bulukumba tercatat sebanyak 475,4 ribu jiwa.
Saat ini, pemerintahan daerah dipimpin Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf dan Wakil Bupati Andi Edy Manaf.
Baca juga: 11 SPBU di Bulukumba Kehabisan Partalite Pukul 17.00 Wita, Warga Desak Pertamina Normalkan Kuota
Pertalite Jeneponto
Warga Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, keluhkan sulitnya mendapat BBM bersubsidi jenis Pertalite dalam beberapa hari terakhir.
Kelangkaan ini hampir terjadi di seluruh SPBU di wilayah kota Jeneponto dan sekitarnya.
Antrean kendaraan di SPBU Jl Pahlawan, depan GOR Kecamatan Binamu, tampak mengular hingga ke jalur pintu masuk.
Sejumlah pengendara sabar menunggu giliran dengan harapan masih kebagian BBM. Daeng Nai, salah seorang warga, mengaku sudah tiga hari kesulitan mendapatkan pertalite. “Sudah tiga hari susah dapat BBM,” ujarnya.
Ia menyatakan, kelangkaan tidak hanya terjadi di SPBU Jl Pahlawan, tapi di beberapa SPBU dalam kota, seperti Jl Lingkar, Kalukuang, dan depan Momoyo.
Menurutnya, stok BBM biasanya sudah habis sejak pagi. “Kalau jam 8 pagi sudah habis,” katanya.
Keluhan serupa disampaikan Arief, warga melakukan perjalanan dari Kabupaten Bantaeng menuju Jeneponto.
Ia mengaku tidak menemukan BBM di sepanjang jalur tersebut, termasuk di SPBU Topejawa, Takalar.
“Tadi malam saya dari Bantaeng sampai Jeneponto tidak ada. SPBU Topejawa Takalar kosong, baru dapat di Takalar kota, itu pun di penjual jagung,” katanya.
Karena khawatir kehabisan bahan bakar di tengah jalan, Arief terpaksa membeli BBM eceran di pinggir jalan.
“Saya beli Rp50 ribu di Jeneponto kota karena takut tidak sampai di SPBU yang ada bensinnya,” lanjutnya.
Menanggapi kondisi ini, Pengawas SPBU Bulo-bulo, Daeng Moli, membenarkan keterbatasan pasokan menjadi penyebab utama kelangkaan pertalite. “Sekarang sisa delapan ton jatah per hari untuk pertalite, semua SPBU begitu,” jelasnya.
Ia menambahkan, SPBU yang tidak beroperasi selama 24 jam cenderung lebih cepat kehabisan stok karena hanya buka pada jam tertentu. “Kalau saya paling lama habis karena buka jam 7 pagi, bukan SPBU 24 jam,” katanya.
Situasi ini membuat warga terpaksa mencari alternatif, termasuk membeli BBM eceran dengan harga lebih tinggi.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak Pertamina terkait penyebab terbatasnya pasokan pertalite di wilayah Jeneponto dan sekitarnya.
Pasokan Berkurang
Antrean panjang kendaraan terjadi di SPBU 74.926.01 Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Pantauan di lokasi, antrean kendaraan roda dua maupun roda empat tampak mengular hingga ke jalan raya, terutama di jalur pengisian bahan bakar subsidi jenis pertalite dan solar.
Sementara itu, pengisian untuk pertamax dan dexlite masih berjalan normal tanpa antrean.
SPBU yang terletak di Jalan Persatuan Raya ini merupakan SPBU terbesar di Kabupaten Sinjai. Harga BBM di lokasi tersebut masih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sejumlah sopir mengeluhkan lamanya waktu tunggu untuk mendapatkan solar. “Saya antre sekitar 50 menit baru dapat solar,” kata Anto (40), sopir truk.
Keluhan serupa disampaikan Nure (43) yang mengaku sudah mengantre selama satu jam.
Manajer SPBU, Wahyudin, membenarkan antrean panjang disebabkan berkurangnya pasokan BBM dari Pertamina.
Ia menjelaskan, stok pertalite harian yang biasanya mencapai 24 ton kini hanya 16 ton, sementara solar berkurang dari 16 ton menjadi 8 ton per hari. “Memang sekarang stoknya berkurang,” ujarnya.
Namun, Wahyudin mengaku belum mengetahui penyebab pengurangan distribusi tersebut. “Tidak tahu apa penyebabnya, tapi hampir semua SPBU di Sulsel mengalami hal yang sama,” katanya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.