Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Jeneponto Kesulitan Dapat Pertalite, SPBU Ramai Antrean

Tiga hari warga Jeneponto kesulitan dapat pertalite. SPBU ramai antrean, pasokan terbatas hanya delapan ton per hari.

Muh Agung Putra Pratama/Tribun Timur
BBM LANGKA - Suasana SPBU Jl Pahlawan depan GOR, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (3/10/2025) sore. Sudah tiga hari warga Jeneponto kesulitan dapat pertalite. SPBU ramai antrean, pasokan terbatas hanya delapan ton per hari. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO – Warga Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, mengeluhkan sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis pertalite dalam beberapa hari terakhir.

Kelangkaan ini terjadi hampir di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah kota Jeneponto dan sekitarnya.

Pantauan Tribun Timur pada Jumat (3/10/2025) sore, antrean kendaraan di SPBU Jl Pahlawan depan GOR, Kecamatan Binamu, tampak mengular hingga ke jalur pintu masuk.

Sejumlah pengendara terlihat menunggu giliran dengan sabar, berharap masih kebagian BBM.

Daeng Nai, salah satu warga yang ditemui di lokasi, mengaku sudah tiga hari kesulitan mendapatkan pertalite.

“Sudah tiga hari susah dapat BBM,” ujarnya.

Ia menyebutkan, kelangkaan tidak hanya terjadi di SPBU Jl Pahlawan, tetapi juga di SPBU lain dalam kota seperti di Jalan Lingkar, Kalukuang, dan depan Momoyo.

Menurutnya, stok BBM biasanya sudah habis sejak pagi.

“Kalau jam 8 pagi sudah habis,” tambahnya.

Keluhan serupa disampaikan Arief, warga lainnya yang melakukan perjalanan dari Kabupaten Bantaeng menuju Jeneponto.

Ia mengaku tidak menemukan BBM di sepanjang jalur tersebut, termasuk di SPBU Topejawa, Takalar.

“Tadi malam saya dari Bantaeng sampai Jeneponto tidak ada. SPBU Takalar Topejawa tidak ada, nanti di Takalar kota penjual jagung baru dapat,” katanya.

Karena khawatir kehabisan bahan bakar di tengah jalan, Arief terpaksa membeli BBM eceran di pinggir jalan.

“Saya beli Rp50 ribu di Jeneponto kota karena takut nda sampai di SPBU yang ada bensinnya,” lanjutnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Pengawas SPBU Bulo-bulo, Daeng Moli, mengakui bahwa keterbatasan pasokan menjadi penyebab utama kelangkaan pertalite.

“Sekarang sisa delapan ton jatah per hari untuk pertalite, semua SPBU begitu,” tuturnya.

Ia menjelaskan, SPBU yang tidak beroperasi selama 24 jam cenderung lebih lama kehabisan stok karena hanya buka pada jam tertentu.

“Kalau saya paling lama habis karena buka jam 7 pagi, bukan SPBU 24 jam,” pungkasnya.

Situasi ini membuat warga harus mencari alternatif, termasuk membeli BBM eceran dengan harga lebih tinggi.

Belum ada keterangan resmi dari pihak Pertamina terkait penyebab terbatasnya pasokan pertalite di wilayah Jeneponto dan sekitarnya.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved