Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Makassar Kota Wisata Medis

Tak Kalah dari Negara Lain, Fasilitas Kesehatan Makassar Sudah Lengkap

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Ishaq Iskandar, menegaskan fasilitas kesehatan di Makassar sudah cukup lengkap.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Muh Hasim Arfah
Dok tribun timur
RUMAH SAKIT MAKASSAR- Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar usai rapat terkait pembangunan dua RS Regional di Kantor Gubernur Sulsel pada Kamis (21/8/2025). Ia menegaskan pelayanan medis di Makassar sudah lengkap. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Layanan Kesehatan di Sulawesi Selatan dinilai tidak kalah dengan rumah sakit luar negeri.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Ishaq Iskandar, menegaskan fasilitas kesehatan di Makassar sudah cukup lengkap.

“Saya kira rumah sakit-rumah sakit kita sudah hampir semua pelayanannya bagus. Tinggal bagaimana kepercayaan masyarakat bisa terbentuk,” kata Ishaq kepada Tribun-Timur.com melalui sambungan telpon, Selasa (23/9/2025).

Ia mencontohkan, Sulsel telah memiliki Rumah Sakit Khusus Otak, Jantung, dan Kanker yang menjadi rujukan Indonesia Timur.

Menurutnya, salah satu alasan masyarakat masih memilih berobat ke luar negeri adalah minimnya informasi layanan rumah sakit di dalam negeri.

“Branding rumah sakit dengan marketingnya harus lebih ditingkatkan. Semua rumah sakit punya keunggulan yang bisa ditonjolkan,” jelasnya.

Baca juga: Fasilitas Modern dan 74 Dokter Spesialis, Primaya Hospital Penopang Makassar Jadi Kota Medis

Ishaq menyarankan rumah sakit aktif memanfaatkan media sosial untuk membagikan informasi layanan dan edukasi kesehatan, sehingga kepercayaan masyarakat tumbuh.

“Kadang ada kasus yang sebenarnya bisa ditangani di Makassar, tapi karena persoalan kepercayaan, masyarakat memilih ke luar negeri,” tambahnya.

Selain itu, ia menekankan perlunya peningkatan sarana, prasarana, serta kompetensi dokter spesialis.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulsel, Didi Leonardo, menilai Makassar berpotensi menjadi destinasi wisata medis (medical tourism).

Namun, kata dia, dibutuhkan koordinasi lintas sektor untuk mematangkan konsep tersebut.

“Kuncinya ada pada kolaborasi. Harus ada komunikasi antara rumah sakit dan travel agent agar kami paham product knowledgenya,” ujarnya.

Didi menyebut Malaysia bisa menjadi contoh, karena gencar mempromosikan paket medical dan wellness tourism di berbagai kota besar Indonesia, termasuk Makassar.

Apalagi Makassar memiliki 52 rumah sakit, termasuk jaringan nasional seperti Siloam dan Primaya.

“Jadi paket yang dijual bukan sekadar mencantumkan nama rumah sakit, tetapi berupa pola perjalanan yang terintegrasi,” jelasnya.

Makassar kini memiliki 52 rumah sakit (30 rumah sakit umum, 22 rumah sakit khusus) dan mulai dilirik sebagai kota dengan potensi wisata medis di Indonesia Timur.

Transformasi ini semakin nyata setelah Kalla Group masuk ke industri kesehatan dengan mengakuisisi RS Islam Faisal, rumah sakit berusia 40 tahun yang kini membangun gedung baru 7 lantai untuk meningkatkan kapasitas dan mutu layanan.

Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), yang juga salah satu pendiri RSI Faisal, mendorong Makassar untuk meniru Singapura dan Penang yang berhasil mengembangkan sektor kesehatan menjadi pilar ekonomi.

Dengan sekitar 2 juta warga Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahun (dana keluar Rp 165 triliun), Makassar berpotensi menjadi hub kesehatan regional jika mampu menyediakan layanan berkelas internasional.

Pasar domestik untuk layanan kesehatan di kawasan Indonesia Timur pun disebut mulai tumbuh. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved