PSM Makassar vs Persita, Duel Tim Papan Bawah Berebut Kemenangan Perdana

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Usai jeda FIFA Matchday, PSM Makassar melanjutkan perjuangan di Super League dengan menantang Persita Tangerang pada pekan kelima.

Duel PSM Makassar vs Persita menarik perhatian.

Keduanya memburu kemenangan perdana.

PSM dan Persita belum meraih satu kemenangan pun dari tiga laga.

Keduanya berada di papan bawah klasemen.

PSM Makassar menempati peringkat 15 dengan tiga poin, hanya satu tingkat dari zona degradasi.

Zona degradasi dihuni tim peringkat 16–18 yang akan turun kasta musim depan.

Persita berada di posisi 18, baru mengoleksi satu poin.

Venue pertandingan PSM kontra Persita dipindahkan.

Awalnya dijadwalkan di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten, markas Persita berkapasitas 10.985 penonton.

Namun, laga digelar di Banten International Stadium (BIS), Serang, markas Dewa United, berkapasitas 30.000 penonton.

Jarak kedua stadion sekitar 71 kilometer.

Waktu pertandingan tetap, Kamis (11/9/2025) pukul 20.00 Wita.

Pengamat sepak bola Basri Badussalam menilai PSM Makassar unggul secara mental.

Tim berjuluk Juku Eja belum terkalahkan, meski hanya meraih hasil seri.

Grafik permainan PSM juga meningkat.

Sementara Persita sudah menelan dua kekalahan.

Tekanan pasti dirasakan Pendekar Cisadane, apalagi berstatus tuan rumah.

Basri berharap PSM bisa memanfaatkan momentum ini untuk meraih kemenangan perdana.

“Harapannya kita sebagai insan sepak bola di Makassar, mudah-mudahan menjadi awal bangkit PSM Makassar dapat tiga poin,” ucapnya kepada Tribun-Timur.com, Minggu (7/9/2025).

Baca juga: Jeda FIFA Matchday Jadi Angin Segar PSM Makassar, Pemain Cedera Fokus Pulih

Basri mengingatkan PSM terus memperbaiki persiapan jelang laga.

Chemistry pemain masih jadi pekerjaan rumah, terutama pemain asing baru.

PSM mendatangkan sembilan pemain baru musim ini, enam di antaranya legiun asing: Gledson Paixao, Savio Roberto, Lucas Dias, Jacque Medina, Lucas Tanque, dan Abu Razard Kamara.

Mereka baru merasakan atmosfer sepak bola Indonesia.

“Perlu dibenahi chemistry pemain, terutama pemain asing,” sebut mantan asisten pelatih Borneo FC dan Sulut United.

Ia juga melihat pelatih PSM Bernardo Tavares mulai mengubah sistem bermain, meski secara taktikal tetap sama.

“Cara bermain antar lininya saya lihat agar beda,” ujarnya.

PSM tak boleh meremehkan Persita.

Tim besutan Carlos Pena punya pemain kunci yang bisa mengubah jalannya laga.

Basri menyebut Eber Bessa sebagai motor serangan.

Kreativitas dan umpan akurat mantan pemain Bali United itu bisa merepotkan pertahanan.

Ada juga Andrejic Aleksa, striker asal Serbia, yang sudah mencetak satu gol dari tiga laga.

Ia melepaskan enam tembakan, tiga di antaranya tepat sasaran.

Bek Javlon Guseynov juga patut diwaspadai.

Pemain Uzbekistan itu berbahaya saat bola mati, sering maju saat tendangan bebas dan sepak pojok.

“Gelandang serang (Eber Bessa), striker (Andrejic Aleksa), dan stopper (Javlon Guseynov) itu sangat berbahaya. Perlu diantisipasi,” imbau Basri, mantan pemain PSM.

Suporter PSM Makassar, Muhammad Ihsan, menegaskan kemenangan jadi harga mati bagi Yuran Fernandes dan kawan-kawan.

Jika kembali seri atau kalah, PSM bisa masuk zona merah.

“Tiga poin wajib dibawa pulang. Tak ada seri, apalagi kalah,” tegasnya.

Basri juga menilai pemindahan venue dari Stadion Indomilk Arena ke BIS menguntungkan PSM, apalagi jika laga berlangsung tanpa penonton.

Ia pernah memperkuat Persita dan tahu betul fanatisme suporter mereka.

“Tanpa penonton lebih bagus lagi, jadi PSM Makassar bisa merasakan seperti di kandang sendiri," pungkasnya. (*)