Opini
Kitab Kuning, Pilar Moderasi Beragama
Santri yang serius mempelajarinya bukan hanya menghafal teks, tetapi menyerap cara berpikir yang jernih, kritis, dan penuh kebijaksanaan.
Cerita tentang santri yang berdialog lintas iman, menerjemahkan kitab ke bahasa lokal, hingga menginisiasi program sosial perlu disuarakan lebih luas.
Dengan begitu, masyarakat memahami bahwa pesantren adalah pusat penyebaran moderasi, bukan tempat lahirnya ekstremisme.
Besar harapan, MQK tingkat Nasional dan Internasional di Sengkang menjadi momentum simbolis sekaligus strategis.
Ia menegaskan bahwa literasi kitab kuning bukan hanya kompetisi intelektual, tetapi fondasi peradaban yang mampu merawat kebinekaan dan mencegah radikalisme.
Jika momentum ini dijaga, pesantren dan Ma’had Aly akan terus melahirkan generasi ulama muda yang berakar pada tradisi, berpikiran moderat, dan siap menjadi jembatan peradaban di tengah dunia yang penuh gejolak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.