Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Mendayung Di antara Tiga Karang

Ia berbicara tentang solidaritas, keadilan, dan perlunya organisasi supranasional seperti PBB yang kuat.

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - Arief Wicaksono Dosen Fisip Pengajar Program Studi Hubungan Internasional Universitas Bosowa. Arief Wicaksono adalah penulis opini Tribun Timur. 

Strategi yang biasa disebut hedging ini sejalan dengan tradisi politik luar negeri bebas aktif Indonesia, ketimbang sekedar balancing, apalagi bandwagoning.

Kepentingan Nasional dalam Balutan Global

Pada dasarnya, pidato ini adalah perpanjangan dari kepentingan nasional Indonesia. Klaim sebagai “lumbung pangan dunia” bukan sekadar kemurahan hati, tetapi strategi memperluas pengaruh diplomasi dan pasar.

Komitmen iklim yang  diletakkan dalam kerangka masalah domestik, tentang ancaman naiknya permukaan laut di Jakarta, namun diproyeksikan sebagai kepemimpinan moral global.

Sementara isu Palestina memperkuat posisi Indonesia sebagai suara moral dunia Islam, tetapi tetap dengan catatan mendukung keamanan Israel.

Di sinilah paradoks muncul. Meskipun Prabowo menolak logika kekuasaan  Thucydides, namun realitas politik internasional tetap beroperasi dalam kerangka yang digambarkan oleh Mearsheimer dalam The Tragedy of Great Power Politics.

Di mana dunia politik internasional saat ini, dianggap sebagai sebuah arena yang keras, namun janji moral sering dikalahkan oleh berbagai kalkulasi kekuatan politik.

Ambisi menawarkan 20.000 pasukan perdamaian terdengar mengesankan, tetapi kapasitas militer Indonesia masih terbatas.

Postur pertahanan-keamanan Indonesi masing malu-malu kucing. Obral informasi tentang swasembada beras dan transisi energi bisa dianggap sebagai retorika kosong jika kebijakan domestik tidak konsisten.

Dalam politik internasional, kredibilitas adalah mata uang yang utama, dan Indonesia bisa kehilangan nilai, jika kata-kata melampaui tindakan.

Namun demikian, manfaat politik pidato Prabowo cukup jelas. Di mata Global South, Indonesia tampil kredibel sebagai negara yang mengerti makna penindasan, karena pernah mengalami kolonialisme.

Di mata Barat, Jakarta menawarkan kerja sama dalam kerangka PBB sekaligus menjanjikan stabilitas rantai pasok global.

Bagi BRICS, Indonesia tampak selaras secara ideologis meski belum sepenuhnya bergabung. Strategi tiga arah ini memperkuat posisi Indonesia sebagai middle power yang layak  diperhitungkan.

Dengan narasi sejarah penderitaan kolonial dan ambisi pangan, Indonesia berupaya membentuk persepsi dunia bahwa ia bukan sekadar negara berkembang, melainkan aktor global yang layak dihormati.

Middle Power dengan Mimpi Global

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved