Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ledakan

Irjen Asep Edi S Turun Tangan Kasus Ledakan SMA 72 Jakarta, Malang Melintang Tugas Dalam Luar Negeri

Suasana tenang di SMA Negeri 72 Jakarta mendadak berubah mencekam pada Jumat siang.

|
Editor: Muh Hasim Arfah
Tribunnews.com
LEDAKAN SMAN 72 JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri saat jumpa pers jelang patroli skala besar di sejumlah wilayah DKI Jakarta di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2025). SMA Negeri 72 Jakarta mendadak berubah mencekam pada Jumat (7/11/2025) siang.  
Ringkasan Berita:
  • Ledakan bom di SMAN 72 Jakarta sebabkan 54 siswa terluka
  • Beredar foto senjata diduga air soft gun bertuliskan “Brenton Tarrant. Welcome to Hell”

TRIBUN-TIMUR.COM- Suasana tenang di SMA Negeri 72 Jakarta mendadak berubah mencekam pada Jumat (7/11/2025) siang. 

Sekitar pukul 12.09 WIB, ledakan keras mengguncang area masjid sekolah yang berlokasi di Jalan Prihatin No. 87, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara

Peristiwa itu terjadi saat siswa dan guru tengah menunaikan salat Jumat.

Menurut laporan tribunnews.com, sedikitnya 54 orang mengalami luka-luka, sebagian besar merupakan siswa dan guru yang tengah berada di lokasi. 

Para korban langsung dilarikan ke sejumlah rumah sakit di sekitar Kelapa Gading untuk mendapat perawatan medis.

Tim penjinak bom (Gegana) dari Polda Metro Jaya segera dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, dugaan sementara menyebut bahwa ledakan berasal dari sistem pengeras suara (speaker) di dalam masjid.

Baca juga: 54 Korban Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, Ada Tulisan Brenton Tarrant. Welcome to Hell

Namun, situasi menjadi lebih kompleks setelah petugas menemukan benda mirip senjata rakitan bertuliskan “Welcome to Hell” di sekitar lokasi.

Temuan itu memunculkan spekulasi adanya unsur kesengajaan, meski pihak kepolisian belum mengonfirmasi hal tersebut secara resmi.

Seorang korban luka berat yang ditemukan di sekitar lokasi diduga sebagai pelaku dan dilaporkan tewas, meski belum ada konfirmasi resmi dari Densus 88 Antiteror.

Dalam penyisiran pasca-ledakan, aparat menemukan dua senjata api rakitan — pistol jenis Glock dan senapan AK-47 — serta bom molotov.

Temuan itu menambah dugaan adanya unsur teror dalam peristiwa ini.

Sebelumnya, di media sosial juga beredar foto senjata diduga air soft gun bertuliskan “Brenton Tarrant. Welcome to Hell” dan “14 Words. For Agartha.”

Tarrant adalah warga Australia yang menembak mati 51 jamaag di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada tahun 2019.

Tarrantdijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa mungkin dibebaskan di tahun 2020. 

Pada tanggal 15 Maret 2019, Tarrant menyerang jemaah yang sedang melakukan salat Jumat di Masjid Al Noor di Christchurch, sebelum kemudian melanjutkan serangan ke rumah doa Linwood.

Semua korbannya adalah Muslim termasuk para lansia, anak-anak dan perempuan.

Pembantaian tersebut merupakan peristiwa penembakan dengan korban tewas paling banyak dalam sejarah Selandia Baru.

Selain itu, tulisan Agartha mengacu kepada istilah di Teori Konspirasi Hollow Earth alias bumi berongga.

Agartha mengacu kepada sebuah nama kota yang dianggap memiliki peradaban maju, teknologi maju dan mengasingkan diri dari dunia permukaan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budhi Hermanto mengatakan, tim penjinak bom (Jibom) masih mensterilkan lokasi dan menelusuri asal ledakan.

“Benda yang menyerupai senjata api itu perlu dipastikan dulu, apakah air soft gun atau rakitan,” ujarnya, Jumat (7/11/2025).

“Penyelidikan masih berjalan. Kami belum bisa menyimpulkan apakah ini kecelakaan atau aksi yang disengaja,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri.

Sejumlah sumber menyebut, penyelidik tengah menelusuri kemungkinan pelaku merupakan salah satu siswa yang mengalami perundungan (bullying) di sekolah tersebut.

Motif dendam pribadi disebut-sebut menjadi salah satu faktor yang sedang diselidiki aparat.

Meski begitu, aparat meminta masyarakat tidak terburu-buru mengaitkan peristiwa ini dengan aksi terorisme sebelum hasil penyidikan resmi diumumkan.

Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri memimpin langsung penyelidikan. 

Lalu siapa Irjen Asep? 

Asep Edi Suheri adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 5 Agustus 2025 mengemban amanat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Asep, lulusan Akpol 1994 ini berpengalaman dalam bidang reserse. 

Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.

Pria kelahiran 16 November 1972 punya karier panjang dalam dunia reserse. 

Bahkan, karena kehebatannya sebagai reserse, ia pun pernah menduduki jabatan wakil Kepala Bareskrim selama tiga tahun. 


Riwayat pendidikan

Asep adalah lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) atau sekarang Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1994.

Sederet pendidikan kepolisian yang pernah ditempuhnya antara lain adalah PTIK (2004).


Riwayat jabatan

Kasubbag Bungkol Spripim Polri

Kapolres Cirebon Kota (2011)

Kapolres Sukabumi (2012)

Wakapolresta Bekasi Kota (2015)

Kapolresta Tangerang (2016)

Kabaglotas Set NCB Interpol Divhubinter Polri (2017)

Wadirtipidter Bareskrim Polri (2020)

Karokorwas PPNS Bareskrim Polri (2020)

Dirtipidsiber Bareskrim Polri (2021)

Wakabareskrim Polri (2022)

Kapolda Metro Jaya (2025)

 

(Tribun-timur.com)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved