Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alasan Pengamat Sebut Ketua Projo Gabung Gerindra Kurang Pas: Harusnya Konsisten ke Jokowi

Pasalnya, organisasi kemasyarakatan tersebut selama ini identik dengan Jokowi.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
BUDI ARIE - Ketua Umum DPP Projo periode 2025-2030 Budi Arie Setiadi usai Kongres III Projo, di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (2/11/2025). Pengamat politik Agung Baskoro mengomentari langkah Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi yang akan bergabung dengan Partai Gerindra. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Rencana Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Budi Arie gabung ke Partai Gerindra dinilai kurang pas.

Pengamat politik dari Trias Politika, Agung Baskoro mengatakan, seharusnya Projo tetap konsisten mendukung mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Misalnya, dengan merapat ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang didukung Jokowi.

PSI adalah partai yang dipimpin anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep.

Pasalnya, organisasi kemasyarakatan tersebut selama ini identik dengan Jokowi.

"Harapan saya, sebenarnya konsisten saja bersama Pak Jokowi dan keluarga. Kemudian partainya PSI semacam itu. Projo, Pro Jokowi ya sudah memang seperti itu," tutur Agung dalam acara On Focus yang tayang di YouTube Tribunnews, Senin (3/11/2025).

Dengan konsisten berada di barisan Jokowi dan keluarganya, posisi Projo bakal tetap strategis.

Menurut Agung, publik akan memandang komitmen dan konsistensi Projo sebagai kelompok relawan yang memiliki value (nilai).

"Pun dengan demikian menurut saya masih tetap strategis karena publik akan melihat bagaimana komitmen dan konsistensi Projo sebagai kelompok relawan yang punya value. Apakah value-nya itu? Ya jokowisme itu," ujarnya.

Jika pada akhirnya value itu berubah drastis karena alasan-alasan kekuasaan dan politik kepentingan lain, publik bisa kecewa.

Pasalnya, ada harapan kelompok relawan bisa menjadi contoh konsistensi dari awal sampai akhir untuk mengusung, mengawal, bahkan menjaga calon pemimpinnya.

"Hingga calonnya purna pun dilanjutkan dengan misalkan keluarganya seperti itu dari serangan-serangan politik yang apakah bentuknya negatif ataupun bahkan black campaign," lanjutnya.

Jika Projo dan Budi Arie bergabung dengan Gerindra, maka itu adalah keputusan yang kurang pas.

"Jadi saya melihat ini sebuah langkah yang sebenarnya kurang pas dari Pak Budi Arie maupun Projo kalau seandainya memang benar-benar akan misalkan masuk ke Gerindra, menghilangkan Pak Jokowinya di logo, bahkan menghapus semua yang berbau 'Solo'," ungkap Agung.

Meski begitu, jelas Agung, bergabung ke Gerindra merupakan hal yang sah-sah saja bagi Projo.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved