Pembahasan Purbaya dan Jaksa Agung di Ruang Tertutup Terungkap, Soal Masa Lalu Pegawai Pajak
Keduanya membahas oknum pajak dan bea cukai pernah terlindungi hingga sulit tersentuh hukum.
Dari percakapan dengan ST Burhanuddin itu, Purbaya baru mengetahui bahwa di masa lalu, ada intervensi dari pihak tertentu agar kasus oknum pegawai pajak dan bea cukai yang terlibat hukum tidak diusut.
"Rupanya sebelum-sebelumnya dilindungi. Jadi kalau ada seperti itu, ada intervensi dari atas supaya jangan diganggu karena akan mengganggu stabilitas pendapatan nasional. Itu lah yang menciptakan seperti dikasih intensif untuk berbuat dosa. Kan begitu kan, ternyata ada treatment seperti itu," pungkasnya.
Gaya komunikasi ceplas ceplos
Purbaya mengakui gaya komunikasinya memang ceplas-ceplos di depan publik.
Namun, ia mengeklaim bahwa hal itu justru berhasil mengembalikan sentimen masyarakat terhadap pemerintah dengan hasil yang positif.
Sambil menunjukkan grafik survei kepada wartawan, Purbaya menjelaskan bahwa indeks kepercayaan masyarkat terhadap pemerintah turun dalam tiga bulan terakhir sebelum dirinya menjabat Menkeu.
“Ini kemarin waktu Juli, Agustus, September turun terus ke titik terendah. Itu terjadi banyak demo,” kata Purbaya di Jakarta pada Senin (27/10/2025).
Namun, pada Oktober, Purbaya mengeklaim grafik pada indeks kepercayaan publik terhadap pemerintah kembali naik atau kembali seperti semula.
“Jadi, sudah stabil lagi. Stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat,” ujar Purbaya.
Lebih lanjut, Purbaya kembali menekankan gaya komunikasinya yang dinilai koboi justru mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Ia pun mengaku apa yang dilakukannya merupakan atas perintah Presiden Prabowo Subianto. Purbaya mengaku tidak berani bergerak sendiri.
“Itu atas perintah Bapak Presiden. Saya enggak berani gerak sendiri. Jangan menyangka saya koboi. Saya hanya perpanjangan tangan dari Bapak Presiden,” ucap Purbaya.
Adapun Purbaya menyampaikan hal tersebut menanggapi kritik yang disampaikan bekas Kepala Kantor Komunikasi Kantor Presiden, Hasan Nasbi, terkait gaya komunikasinya yang dinilai terlalu sering menyentil pejabat lain di ruang publik.
Hasan menilai gaya komunikasi Purbaya berpotensi melemahkan kekompakan pemerintah. Ia karena itu menyarankan Purbaya agar tidak banyak menyentil pejabat lain.
“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, sesama anggota kabinet, sesama pemerintah enggak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” ujar Hasan dilansir dari YouTube pribadinya.
| Alasan Pengamat Sebut Purbaya Tak Layak Jadi Kader Partai, Gaya Bertentangan Kultur Politik |
|
|---|
| Rencana PAN Target Purbaya Jadi Kader Dibaca Pengamat, Dampak Amukan Massa |
|
|---|
| 2 Gubernur Berani Tentang Purbaya, Sebelumnya Dedi Mulyadi hingga Viral Kena Semprot Balik |
|
|---|
| Sosok Muhidin Gubernur Kalsel Tak Terima Temuan Purbaya, Caranya Mirip Dedi Mulyadi |
|
|---|
| Muhidin Gubernur Kalsel Berani Protes Keras Purbaya, Sebut Koboi Salah Tembak |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.