Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Letda Fauzi

Sosok Ayah Letda Inf Fauzi Putra Pangkep Gugur Ditembak KKB Papua, Prajurit Senior TNI

Pangkat Fauzi lebih tinggi dibanding sang ayah. Perbedaan fundamental terletak pada golongan kepangkatan mereka.

|
Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
TNI GUGUR - Letda Fauzi Ahmad Sulkarnain dan di rumah duka, Kelurahan Ma'rang, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep. Orangtua Letda Inf Fauzi Ahmad Sulkarnain, tak menyangka anaknya tewas ditembak. 

TRIBUN-TIMUR.COM – Orangtua Letnan Dua (Letda) Inf Fauzi Ahmad Sulkarnain, tak menyangka anaknya tewas ditembak.

Letda Inf Fauzi Ahmad Sulkarnain adalah putra Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.

Fauzi Ahmad Sulkarnain calon jenderal TNI.

Jarak antara Makassar dan  Pangkep, melalui jalur darat dengan mengemudi, adalah sekitar 52,6 kilometer.

Pangkep merupakan salah satu kabupaten kedua dari Kota Makassar di sebelah utara.

Di pertengahan, Makassar dan Pangkep, ada Kabupaten Maros, tempat Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Waktu tempuh kendaraan, Sekitar 1 jam 16 menit, dengan asumsi kondisi lalu lintas normal.

TNI GUGUR - Letnan Dua (Letda) Infanteri Fauzi Ahmad Sulkarnain (tengah) diapit kedua orangtuanya, prajurit muda yang baru dua tahun lulus dari Akademi Militer (Akmil), gugur dalam kontak tembak dengan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Sabtu (11/10/2025). (Istimewa)
TNI GUGUR - Letnan Dua (Letda) Infanteri Fauzi Ahmad Sulkarnain (tengah) diapit kedua orangtuanya, prajurit muda yang baru dua tahun lulus dari Akademi Militer (Akmil), gugur dalam kontak tembak dengan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Sabtu (11/10/2025). (Istimewa) (ISTIMEWA)

Rute Utama, melalui Jalan Poros Barru - Makassar atau Jalan Poros Maros - Pangkep.

Ayahnya, Sulkarnain juga prajurit tentara.

Sulkarnain berpangkat Serma.

Pangkat Serma adalah singkatan dari Sersan Mayor.

Ini merupakan pangkat dalam golongan Bintara Tinggi di Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pangkat Fauzi lebih tinggi dibanding sang ayah.

Perbedaan fundamental terletak pada golongan kepangkatan mereka.

Serma termasuk dalam golongan Bintara Tinggi.

Sementara Letda adalah golongan Perwira Pertama.

Serma dengan tanda pangkat tiga garis bergelombang berwarna emas, adalah perwira non-komisioner fokus pada eksekusi lapangan, keahlian teknis, dan fungsi instruktur.

Seorang Serma adalah senior dan guru lapangan yang bertugas mengawasi pekerjaan harian, melatih anggota Tamtama, dan memastikan prosedur operasional di tingkat unit terkecil (seperti regu atau seksi) berjalan sesuai standar.

Mereka adalah penghubung vital yang menjembatani perintah dari Perwira ke pelaksana di tingkat bawah.

Letda dilambangkan dengan satu balok emas di pundak, adalah perwira komisioner lulus dari pendidikan perwira , seperti Akademi Militer. 

Letda memegang kewenangan komando yang lebih tinggi.

Secara struktural, Letda berada di atas semua Bintara dan Tamtama.

Tugas utamanya adalah memimpin satuan kecil seperti Peleton (Danton) dan bertanggung jawab atas perencanaan taktis serta pengambilan keputusan di garis depan.

Suasana duka menyelimuti kediaman prajurit TNI asal Letda Inf Fauzi Ahmad Sulkarnain.

Ia gugur dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Perwira muda berusia 24 tahun itu gugur saat bertugas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Sabtu (11/10/2025).

Pantauan Tribun Timur di rumah duka, Kelurahan Ma'rang, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep, jejeran karangan bunga ucapan belasungkawa memenuhi lorong menuju rumah almarhum.

Puluhan pelayat silih berganti datang memberikan doa dan dukungan moral kepada keluarga.

Beberapa personel TNI juga terlihat di lokasi, membantu keluarga mempersiapkan upacara penyambutan jenazah yang rencananya digelar secara militer.

Almarhum Letda Fauzi merupakan lulusan Akmil 2023.

Ia baru dua tahun mengabdi sebagai prajurit TNI Angkatan Darat.

Kepergian sang putra membuat ayahnya, Serma Sulkarnain, sangat terpukul.

Ia tak menyangka anak sulungnya pergi secepat itu.

“Umurnya baru 24 tahun, masih muda sekali. Saya tidak menyangka dia pergi secepat itu,” ujar Serma Sulkarnain menahan air mata, Senin (13/10/2025).

Fauzi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Ia memiliki dua adik perempuan yang sangat dekat dengannya.

“Dia anak pertama, cita-citanya memang jadi tentara sejak sekolah. Terakhir ketemu waktu bulan Juni di Pelabuhan Makassar, waktu dia transit mau ke Papua,” katanya.

Di mata keluarga, Fauzi dikenal sebagai anak baik, sopan, dan mandiri.

Ia tak pernah membuat orang tuanya khawatir atau kecewa.

“Selama hidupnya, dia tidak pernah menyusahkan kami. Tidak pernah berkata kasar, apalagi marah ke adik-adiknya,” tuturnya.

Ia mengatakan, komunikasi terakhir dengan putranya terjadi sehari sebelum kejadian, Jumat (10/10/2025) malam.

“Terakhir kami video call. Dia sempat tanya kabar keluarga, kami juga menanyakan kesehatannya. Tidak ada firasat apa-apa,” ujarnya.

Kabar duka diterima keluarga pada Sabtu sore setelah pihak TNI menghubungi mereka.

“Saya terima kabar itu kemarin sore. Langsung lemas rasanya. Seperti mimpi,” tambahnya.

Letda Fauzi diketahui merupakan anggota Satgas Pamtas Statis RI–PNG Yonif 753/AVT yang tengah menjalankan tugas pengamanan di wilayah perbatasan.

Kontak senjata antara pasukan TNI dan KKB di Distrik Kiwirok berlangsung sengit hingga akhirnya menewaskan almarhum.

Rencananya, jenazah Letda Inf Fauzi Ahmad Sulkarnain dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Mangilu, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved