Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

3 Kandungan Berbahaya MBG Penyebab Keracunan Diungkap Menkes

Budi Gunadi menyebut, pihaknya menemukan sejumlah penyebab keracunan MBG menurut kacamata medis.

Editor: Ansar
TribunJabar
KORBAN MBG - Pelajar korban keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025). Menkes Budi Gunadi menyebut, pihaknya menemukan sejumlah penyebab keracunan MBG menurut kacamata medis. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap penyebab sejumlah siswa keracunan makan bergizi gratis (MBG).

Budi Gunadi menyebut, pihaknya menemukan sejumlah penyebab keracunan MBG menurut kacamata medis.

Temuan ini Budi ungkapkan dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IX bersama Menkes, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Budi mengatakan, Kementerian Kesehatan telah meneliti epidemiologis terhadap seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Jadi, ada bakteri, ada beberapa itu virus, dan ini kimia,” kata Budi, di Ruang Kerja Komisi IX, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

MAKAN BERGIZI - Aktivitas Dapur SPPG Jeneponto Bontoramba 2 di Dangko, Kelurahan Bontoramba, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (29/9/2025) malam.
MAKAN BERGIZI - Aktivitas Dapur SPPG Jeneponto Bontoramba 2 di Dangko, Kelurahan Bontoramba, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (29/9/2025) malam. (Tribun-Timur.com)

Bakteri menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan, seperti TBC (Mycobacterium tuberculosis), kolera, dan infeksi saluran kemih.

Virus menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, hewan, tumbuhan, dan bahkan bakteri itu sendiri.

Meskipun ukurannya sangat kecil, bahaya virus berasal dari sifat dasarnya sebagai parasit obligat intraseluler, artinya, mereka harus masuk dan membajak sel hidup inang untuk bereplikasi.

Sel inang adalah rumah yang menyediakan semua sumber daya dan mesin yang dibutuhkan oleh parasit.

Sementara, efek bahan Kimia bagi kesehatan, menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, hingga hilang kesadaran dan kematian.

Budi menyatakan, menemukan penyebab medis keracunan itu penting karena menentukan perawatan yang harus diberikan kepada korban keracunan MBG.

Selain itu, dari temuan itu, bisa dilacak penyebab keracunan MBG.

Sebab, penyebab bakteri dan virus muncul bisa berbeda-beda.

Oleh karena itu, laboratorium kesehatan masyarakat di kabupaten/kota harus siap meneliti penyebab keracunan MBG.

“Jadi, sekarang kita lagi memperbaiki reagen-reagennya,” tutur Budi.

“Karena yang untuk ini kan penelitiannya ada dua, bakteri dan virus ada penelitian toxicologi, ini yang bagian kimia,” lanjut dia.

Toksikologi adalah cabang ilmu mempelajari tentang racun (toxins) dan zat-zat berbahaya (xenobiotics), serta efek yang merugikan (negatif) yang ditimbulkan zat tersebut terhadap organisme hidup.

Inti dari ilmu toksikologi adalah memahami bagaimana suatu zat dapat menyebabkan kerugian, termasuk mendeteksi, mencegah, dan mengobati keracunan.

Budi menyebut, dalam meneliti mikrobiologis, metode yang paling bagus adalah polymerase chain reaction (PCR) karena bisa langsung mengetahui jenis bakteri atau kuman penyebab keracunan.

PCR adalah teknik biologi molekuler untuk membuat jutaan hingga miliaran salinan spesifik dari sekuens DNA dalam waktu singkat.

PCR memungkinkan para ilmuwan untuk mengambil sampel DNA yang sangat kecil dan memperkuatnya (amplifikasi) hingga jumlah yang cukup besar untuk dianalisis dan dideteksi secara akurat.

“Reagennya kita siapkan untuk bisa mendeteksi bakteri dan virus ini karena ini yang paling banyak terjadi,” ujar Budi.

Berdasarkan data yang dipaparkan Budi, terdapat 8 bakteri penyebab keracunan MBG, yakni salmonella, escherichia coli, bacillus cereus, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, listeria monocytogenes, campylobacter jejuni, dan shigella.

Salmonella adalah kelompok bakteri patogen (penyebab penyakit) yang paling terkenal.

Kemampuannya menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan manusia dan hewan.

Escherichia coli (E.coli) adalah jenis bakteri gram-negatif berbentuk batang yang umum ditemukan di usus bagian bawah manusia dan hewan berdarah panas.

Sebagian besar galur (strains) E.coli tidak berbahaya dan bahkan merupakan bagian penting dari flora usus yang sehat, membantu proses pencernaan dan memproduksi vitamin K.

Namun, beberapa galur E.coli dapat bersifat patogen (menyebabkan penyakit) dan bertanggung jawab atas keracunan makanan serius serta infeksi lainnya.

Bacillus cereus adalah bakteri berbentuk batang, Gram-positif, bersifat fakultatif anaerob, dan mampu membentuk spora.

Bakteri ini adalah salah satu penyebab umum keracunan makanan di seluruh dunia.

Bakteri ini sangat lazim ditemukan di lingkungan, terutama di tanah, dan sering mencemari makanan seperti nasi, produk sereal, sayuran, dan produk susu.

Staphylococcus aureus (S.aureus) adalah bakteri umum, berbentuk bulat (cocci), Gram-positif, dan sering ditemukan sebagai bagian flora normal pada kulit dan di hidung manusia yang sehat.

Meskipun seringkali tidak berbahaya (komensal), S.aureus dikenal sebagai salah satu patogen bakteri yang paling signifikan karena kemampuannya menyebabkan berbagai infeksi.

Clostridium perfringens adalah bakteri Gram-positif, berbentuk batang, bersifat anaerob obligat, dan mampu membentuk spora.

Bakteri ini adalah salah satu penyebab paling umum kedua keracunan makanan di Amerika Serikat dan merupakan patogen penting yang juga menyebabkan penyakit serius pada manusia dan hewan.

Seperti Bacillus cereus, bahaya utamanya terletak pada produksi toksin (racun) yang menyebabkan gangguan kesehatan.

Listeria monocytogenes adalah bakteri Gram-positif, berbentuk batang, dan bersifat fakultatif anaerob.

Bakteri ini adalah agen penyebab penyakit serius yang disebut Listeriosis.

Meskipun jarang menyebabkan penyakit pada orang sehat, L. monocytogenes sangat berbahaya bagi kelompok rentan, terutama wanita hamil, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Campylobacter jejuni (C.jejuni) adalah bakteri patogen berbentuk spiral atau melengkung, Gram-negatif, dan merupakan salah satu penyebab utama penyakit diare pada manusia secara global.

Infeksi yang disebabkannya disebut Campylobacteriosis, paling sering terjadi akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Shigella adalah genus bakteri Gram-negatif, berbentuk batang, yang merupakan agen penyebab penyakit serius yang disebut Shigellosis (juga dikenal sebagai disentri basiler).

Bakteri ini sangat menular dan menyerang lapisan usus, menyebabkan peradangan hebat, diare berdarah, dan demam.

Kemudian, ditemukan dua virus, yakni norovirus atau rotavirus dan hepatitis A virus.

Norovirus dan Rotavirus adalah dua jenis virus yang sangat menular dan merupakan penyebab utama gastroenteritis (radang lambung dan usus), yang biasa dikenal sebagai flu perut.

Keduanya menyebabkan gejala yang mirip, tetapi ada perbedaan signifikan dalam populasi yang terinfeksi dan tingkat keparahan.

Hepatitis A Virus (HAV) adalah virus RNA non-beramplop (non-enveloped RNA virus) dari keluarga Picornaviridae yang menyebabkan penyakit akut pada hati yang dikenal sebagai Hepatitis A.

Penyakit ini umumnya ringan dan jarang fatal, dengan sebagian besar individu yang terinfeksi pulih sepenuhnya dan mendapatkan kekebalan seumur hidup.

Adapun penyebab keracunan kimia adalah nitrit dan scombrotoxin (histamine).

Dalam bidang kimia, biologi, dan keamanan pangan, nitrit memiliki peran penting namun juga membawa potensi risiko kesehatan yang signifikan.

Nitrit banyak digunakan sebagai bahan pengawet pada produk daging olahan, seperti sosis, bacon, ham, dan kornet. Fungsinya meliputi:

Nitrit sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen, terutama Clostridium botulinum, yang dapat menyebabkan botulisme yang fatal.

Nitrit bereaksi dengan mioglobin dalam daging untuk mempertahankan warna merah muda/merah yang cerah, yang sering dikaitkan dengan daging yang diawetkan.

Scombrotoxin sebenarnya  senyawa Histamin yang diproduksi secara berlebihan dalam daging ikan karena penanganan atau penyimpanan yang tidak tepat.

Histamin tidak hancur oleh pemanasan, pemasakan, pengasapan, pembekuan, atau pengalengan.

Jika ikan sudah terkontaminasi histamin, memasaknya tidak akan membuatnya aman untuk dimakan

Kepala BGN, Dadan Hidayana, menyebut, terdapat lebih dari 6.457 orang terdampak keracunan MBG hingga 30 September 2025.

“Kita lihat di wilayah satu ada yang mengalami gangguan pencernaan sebanyak 1.307, wilayah dua bertambah, tidak lagi 4.147, ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang,” kata Dadan di Rapat Komisi IX.

“Kemudian wilayah III ada 1.003 orang,” lanjut dia. (Tribun-timur.com / Kompas.com )

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved