Menteri Agama: Saya Ini Putra Spiritual Puang Ramma dan Restui Saya Khatib Syuriah PW NU Sulsel
Puang Ramma ini mengatakan yang dia tahu, san tahui yang dia katakan, serta melaksanakan yang ia katakan
Penulis: thamsil_tualle | Editor: Ari Maryadi
MAROS, TRIBUN-TIMUR.COM -- "Saya ini anak spritualnnya Puang Ramma, Dik Rahim ini putra spiritual sekaligus anak biologisnya," kata Menteri Agama Anre Gurutta Haji (AGH) Prof Dr Nasaruddin Umar MA (66) saat ziarah ke makam tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Sulsel, Syeikh Sayyid al-Habib Kiai Haji DJamaluddin Assegaf Puang Ramma (1919-2006), Sabtu (4/10/2025) siang.
Selain ziarahi makam Puang Ramma, Menteri Agama Ke-25 ini juga menziarahi makam AGH Sanusi Baco Lc, Rais Syuriah PW NU Sulsel empat periode (1998-2023) di Kampung Talawe, Kecamatan Bontoa, Maros, sekitar 2,7 km utara makam Puang Ramma.
Puang Ramma dimakamkan di tanah kelahirannya, Kampung Tambua, Desa Marana, Kecamatan Bontoa, sekitar 12 km utara Kota Maros.
Frasa "Dik Rahim" yang dimaksud Gurutta Menteri adalah Mursyid XIII Tarikat Khalwatiyah Jusuf Al Makassary, Syekh Sayyid
Alhabib Rahim Djamaluddin Asseggaf Puang Makka, putra kelima Puang Ramma.
Di depan pusara perintis NU di Sulsel ini, Gurutta Menteri juga mengungkap sepotong cerita kariernya di Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulsel, tiga dekade lalu.
"Saya tak tahu kenapa dan apa pertimbangan Puang Ramma ini ikut merestui saya jadi khatib (sekretaris) Syuriah Wilayah (NU) Sulsel mendampingi Gurutta Sanusi Baco," kata Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengenang cerita 27 puluh tujuh tahun silam.
AGH Dr Sanusi Baco Lc adalah Rais Syuriah PW NU Sulsel empat periode (1998-2023).
Di periode pertamanya, 1998 -2003, Nasruddin Umar disepakati forum muktamar wilayah NU Sulsel, sebagai sekretaris dewan syuriah.
Dewan Syuriah adalah kepemimpinan tertinggi di NU.
Untuk penyelenggara organisasi ada dewan tanfidziyah.
Posisi Syuriah ini kerap diisi sosok ulama berbasis pesantren. Kualifikasinya menguasai syariah, bisa berbahasa Arab dan membaca kitab thurat atau kitab kuning.
Bagi pengurus NU periode itu, posisi Khatib Syuriah di PW NU diisi ulama senior dan energik.
Saat itu AGH Sanusi Baco Lc susah berusia 63 tahun.
Sedangkan Nasaruddin Umar masih berusia 38 tahun.
Kala itu, alumnus Pondok Pesantren As'addiyah Wajo ini baru menyelesaikan studi Philosophy of Doctor (PhD) di Universitas Leiden, Belanda (1994–1995) dan Magister di Program Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Gurutta Menteri mengenang Puang Ramma sebagai sosok ulama kharismatik, tegas, dan tegar dalam pendirian.
"Puang Ramma ini sosok ulama mengatakan yang dia tahu, san tahui yang dia katakan, serta melaksanakan yang ia katakan."
Dia menyebut, seperti ulama-ulama dari pesantren tradisional Nusantara, almarhum sosok sederhana dan bersahaja.
"Dia bisa punya banyak harta, tapi dia tetap hidup sederhana, dia hanya meminta kepada Allah dan mensyukuri apa yang dimiliki ," ujar Gurutta Menteri.
Di matanya, Puang Ramma juga sosok langka dan khas. Ulama Bugis yang eppa sulapa.
"Bahasa Bugisnya sama lancar bahasa Makassarnya, faham bahasa Mandar dan mengetahui bahasa Arab."
Almarhum juga menyebut Puang Ramma sosok manusia kebanyakan. "Dia juga suka bercanda ke saya. Tapi candanya tidak ke semua orang. hanya kepada orang tertentu." ujar Nasruddin.
Selain menziarahi dua makam gurunya, pagi harinya, Gurutta Menteri menghadiri seremoni penetapan Maros sebagai Kota Waqaf.
Sebelum terbang kembali ke Jakarta, Gurutta Menag hadir dan mwmberi tauziyah di peringatan Maulid Nabi di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum KH Sanusi Baco di Soreang, Maros.
Kunjungan Gurutta Menteri ini disela-sela lawatan lima hari Menteri Agama di Sulsel, dalm rangka menghadiri Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional I di Pondok Pesantren As'addiyah Sengkang, Wajo (1-6 Oktober).
Jumat (3/10/2025) kemarin, Gurutta Menteri melawat ke Istana Kedatuan Luwu di Palopo, dan meninjau pengalihan status
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo menjadi Universitas Islam Negeri Palopo.
Dalam catatan Tribun, inilah lawatan dinas terlama menteri agama Republik Indonesia di Sulsel.
Gurutta Menag sudah berada di Makassar sejak Rabu (1/10/2025).
Gurutta Menag adalah akademisi basis pesantren kelahiran Bone, 66 tahun lalu.
Dia adalah menteri agama kedua kelahiran Sulsel setelah KH Quraish Shihab (81), yang menjabat menteri Agama RI ke-16 tahun 1998.
Gurutta Menag Nasaruddin Umar adalah menteri agama ke-25.
Enam belas hari lagi, mantan wakil menteri agama ke-2 (2011-2014) ini, tepat memasuki setahun masa jabatannya.
Ia mulai menjabat 21 Oktober 2024, di kabinet Merah Putih.
Sejak 2016, Anre Gurutta Nasaruddin Umar juga menjabat sebagai Imam Besar ke-5 Masjid Istiqlal di Jakarta.
Tak Usah Jauh-jauh ke Pare Kediri, Kampung Inggris Kini Hadir di Maros Sulsel |
![]() |
---|
Warga Wajo Kecewa Pembukaan Porprov Sulsel 2026 Dipindahkan ke Bone |
![]() |
---|
Asmo Sulsel Ajak Siswa MAN dan MTS Syekh Yusuf Gowa Jadi Pelopor Keselamatan Lalu Lintas |
![]() |
---|
Mengenal 3 Jenis Bantuan Pemerintah ke Warga Tidak Mampu di Sulsel |
![]() |
---|
Lifter Andalan Sulsel Rahmat Erwin Pindah ke Jatim, Pengamat: Pemprov Introspeksi Diri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.