Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ular Piton

Ular Piton Bersarang di Rumah Warga Maros, Damkar Catat 130 Evakuasi dalam 9 Bulan

Warga Adatongeng, Maros, digegerkan ular piton 4 meter di bawah lantai rumah. Damkar evakuasi, ular akan dilepasliarkan ke habitat aslinya.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Damkar Maros
EVAKUASI ULAR -  Damkar Maros evakuasi ular piton sepanjang 4 meter yang bersarang di bawah lantai rumah warga Kelurahan Adatongeng, Kecamatan Turikale, Maros, Selasa (30/9/2025) malam.  Plt Sekretaris Dinas Damkar Maros, Baso Tajong, mengatakan proses evakuasi cukup sulit karena ular bersembunyi di bawah ubin teras rumah. 

TRIBUNMAROS.COM, MAROS – Warga Kelurahan Adatongeng, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, digegerkan penemuan ular piton bersarang di bawah lantai rumah, Selasa (30/9/2025) malam

Piton adalah jenis ular pembelit dari famili Pythonidae, dikenal tidak berbisa namun sangat kuat dan berbahaya karena cara membunuh mangsanya dengan lilitan.

Panjangnya bisa sampai 7 meter. 

Ular bersarang di bawah lantai rumah warga Turikale sepanjang 4 meter. 

Berat ular yang biasa disebut sanca ini mencapai 15 kilogram. 

Pada umumnya, ular jenis ini memang memiliki berat hingga puluhan kilogram.

Pemilik rumah, Cut Putri (50), pertama kali menemukan keberadaan ular dan langsung melapor ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Maros.

Baca juga: Waspada! Ular Sanca dan Serasah Masuk Pemukiman Warga Tanralili Maros

Plt Sekretaris Dinas Damkar Maros, Baso Tajong, mengatakan proses evakuasi cukup sulit karena ular bersembunyi di bawah ubin teras rumah.

“Anggota sempat alami hambatan karena ular berada di bawah ubin rumah warga sehingga harus dilakukan penggalian,” jelasnya.

Ia menambahkan, ular jenis ini bisa membahayakan jika tidak segera ditangani, terutama bagi anak-anak di sekitar rumah.

Ular sanca bisa melilit manusia jika merasa terancam.

“Kami imbau warga agar tidak mencoba menangani sendiri dan segera melapor ke Damkar Maros jika menemukan ular atau hewan berbahaya lainnya,” tegasnya.

Baso menyebut, dari Januari hingga September 2025, Damkar Maros telah mengevakuasi sedikitnya 130 ekor ular dari permukiman warga.

Jenis paling dominan adalah ular piton.

“Selain itu ada juga ular kobra sebanyak tiga ekor, dan ular kopi. Semua kami evakuasi untuk mencegah hal-hal yang membahayakan warga,” tambahnya.

Dalam evakuasi ini, pihaknya menurunkan empat personel Animal Rescue Damkar Maros.

“Setelah kami amankan, ular tersebut akan segera diserahkan ke BKSDA Sulsel untuk dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya,” ujar Baso.

Kepala Damkar Maros, Jufri, membenarkan laporan tersebut.

Ia mengatakan, respon cepat tim merupakan bentuk kesigapan Damkar Maros dalam melindungi keselamatan masyarakat.

“Anggota bergerak cepat, hanya tiga menit setelah laporan masuk, tim sudah tiba di lokasi. Evakuasi berlangsung singkat karena personel kami memang sudah terlatih. Kami pastikan setiap laporan masyarakat akan segera ditindaklanjuti,” katanya.

Menurutnya, kemunculan ular ke permukiman warga lebih sering terjadi pada musim pancaroba.

“Hewan liar, terutama ular, biasanya mencari tempat hangat dan lembap di sekitar rumah. Karena itu warga harus lebih waspada,” imbuhnya.

Mantan Kadis Kesbangpol ini juga mengingatkan warga agar menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah.

“Lingkungan yang kotor bisa mengundang tikus, dan tikus adalah salah satu mangsa utama ular. Jadi menjaga kebersihan rumah itu penting untuk mencegah masuknya ular,” katanya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved