HUT Makassar 418
Sejarah Panjang Makassar, Jejak Kejayaan Gowa-Tallo
cikal bakal Kota Makassar bermula dari bandar kecil di muara Sungai Tallo pada akhir abad ke-15.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Suasana peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-418 Kota Makassar berlangsung khidmat di Tribun Lapangan Karebosi, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Ujung Pandang, Minggu (9/11/2025).
Peringatan ini menjadi momen istimewa bagi Ketua DPRD Makassar, Supratman, untuk pertama kalinya membacakan narasi panjang sejarah perjalanan Kota Makassar di hadapan para tamu undangan.
Supratman tampil mengenakan baju adat Bugis-Makassar, jas tutup berwarna perak, sarung sutera biru, dan songkok recca’.
Dengan suara lantang, ia membacakan kisah panjang terbentuknya Makassar dari masa ke masa.
Awal Mula Makassar
Dalam narasinya, Supratman menuturkan bahwa cikal bakal Kota Makassar bermula dari bandar kecil di muara Sungai Tallo pada akhir abad ke-15.
Wilayah itu awalnya berada di bawah Kerajaan Siang di Pangkajene, sebelum kemudian bersatu dengan Kerajaan Gowa pada pertengahan abad ke-16 dan menjadi kekuatan besar di kawasan timur Nusantara.
Pendangkalan Sungai Tallo membuat pusat bandar dipindahkan ke muara Sungai Jeneberang.
Di sinilah Kerajaan Gowa-Tallo membangun pusat kekuasaan dan benteng pertahanan Somba Opu, yang kelak menjadi inti Kota Makassar.
Masa Kejayaan Gowa-Tallo
Pada masa Raja Gowa ke-XVI, berdirilah Benteng Rotterdam.
Perdagangan dan aktivitas politik berkembang pesat. Komoditas utama saat itu adalah beras yang ditukar dengan rempah-rempah dari Maluku serta barang-barang dari India, Cina, dan Timur Tengah.
Dalam satu abad, Makassar tumbuh menjadi kota niaga internasional berpenduduk lebih dari 100.000 jiwa termasuk yang terbesar di dunia saat itu.
Islam masuk ke Makassar pada 1605 melalui Dato’ Ri Bandang dari Minangkabau.
Ia mengislamkan Raja Gowa XIV I Mangngarangi Daeng Manrabia (Sultan Alauddin) dan Raja Tallo. Pada 9 November 1607 dilaksanakan salat Jumat pertama di Masjid Tallo.
Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Makassar sejak tahun 2000.
Ambisi ekspansi Gowa-Tallo akhirnya memicu perang besar dengan VOC. Setelah tiga tahun pertempuran, pada 1669 Makassar jatuh ke tangan koalisi Belanda dan sekutunya.
Benteng Somba Opu dihancurkan, dan kekuasaan beralih ke VOC. Kota lama Makassar digantikan oleh Fort Rotterdam, yang menjadi pusat pemerintahan kolonial.
Pada abad ke-18, pelabuhan Makassar dibuka kembali untuk pedagang Cina. Aktivitas maritim kembali hidup, terutama perdagangan hasil laut seperti teripang dan sarang burung yang diminati pasar Tiongkok.
Kebangkitan dan Modernisasi
Setelah VOC bangkrut, pemerintah Hindia Belanda menghidupkan kembali Makassar sebagai pelabuhan bebas pada 1846.
Perdagangan meningkat pesat dan jumlah penduduk melonjak dari 15.000 pada pertengahan abad ke-19 menjadi sekitar 30.000 di awal abad ke-20. Makassar pun dijuluki “kota kecil terindah di Hindia Belanda” oleh penulis Inggris-Polandia Joseph Conrad.
Makassar resmi menjadi Kota Madya pada 1906 dan berkembang sebagai pusat pemerintahan kolonial Indonesia Timur.
Pada masa itu, kota ini dikenal kosmopolitan dengan aktivitas perdagangan dan budaya yang dinamis.
Setelah kemerdekaan, Makassar sempat berganti nama menjadi Ujung Pandang pada 1971.
Nama Makassar dikembalikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, wilayah kota juga diperluas sekitar 10.000 hektare ke arah laut, menjadikan total luas daratan dan lautan sekitar 27.577 hektare.(*)
| Wagub Sulsel Minta Dukungan Pemkot Sukseskan Stadion Sudiang |
|
|---|
| 418 Anak di Makassar Dapat Layanan Sunat Gratis dari Dinkes |
|
|---|
| Pesan Danny Pomanto untuk HUT Makassar 418: Harus Tambah Baik Dipimpin Appi-Aliyah |
|
|---|
| Kado Unik Perumda Terminal Metro di HUT Ke-418 Kota Makassar, Kekompakan Sopir dan Kondektur Teruji |
|
|---|
| Daftar Kado Kerja Nyata dari Munafri–Aliyah di HUT ke‑418 Makassar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Ketua-DPRD-Makassar-Supratman-membacakan-sejarah-Kota-Makassar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.