Saksi Kata: 12 Hari Terombang-ambing, 3 Awak Ambulans Laut Bertahan Hidup dengan Ketupat Basi
Ambulans laut rusak, tiga awak kapal bertahan hidup di laut lepas selama 12 hari. Ketupat basi dan air hujan jadi penyelamat.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Najamuddin (55), satu dari tiga awak kapal ambulans laut kini telah kembali ke rumahnya di Pulau Tinggalungan, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Pulau Tinggalungan seluas 347.944,7467030 m2 berada di Kelurahan Sapuka, Kecamatan Liukang Tangaya.
Ia selamat setelah 12 hari terombang-ambing di laut lepas bersama sang kakak, M Tahir (65), dan kerabatnya, Hasri (60).
“Alhamdulillah sudah sehat, baru semalam lepas infus,” ucap Najamuddin saat dihubungi Tribun, Senin (27/10/2025) malam.
Kisah dramatis itu bermula pada Senin (13/10/2025) pagi.
Najamuddin dan dua rekannya berangkat dari Pulau Tinggalungan menuju Pulau Dewakkang menggunakan ambulans laut sepanjang 16 meter.
Kapal itu rencananya akan dioperasikan di pulau tujuan.
Bekal seadanya: buras, ketupat, ikan kering, dan air minum dibawa untuk perjalanan diperkirakan memakan waktu delapan jam.
Namun dua jam setelah berlayar, gangguan mesin mulai muncul.
Asap keluar dari ruang mesin, membuat Najamuddin mematikan mesin untuk mendinginkan.
Mesin sempat hidup kembali, tapi tak lama kemudian mati total saat kapal hampir tiba kembali di Pulau Tinggalungan.
“Kapal sudah dekat, tinggal 15 menit lagi. Tapi mesin mati total,” ucapnya.
Baca juga: Basarnas Sisir Selat Makassar Cari Ambulans Laut Hilang Kontak
Terombang-ambing Tanpa Arah
Kapal ambulans terbawa arus menjauh dari pulau.
Tak ada perahu nelayan melintas.
Najamuddin sempat melambaikan sarung ke kapal penjaring yang lewat, namun tak terlihat.
Hari-hari berikutnya menjadi ujian hidup.
Makanan mulai habis. Ketupat dan buras yang tersisa sudah basi, tapi tetap dimakan demi bertahan hidup. A
ir minum 10 liter hanya cukup untuk empat hari.
“Setelah itu tidak adami kita minum. Tidak minum, tidak makan juga,” tuturnya.
Najamuddin mengandalkan air hujan yang ditadah dengan wadah seadanya.
Meski kotor dan berbau, tetap diminum karena kehausan.
Pertolongan dari Nelayan Bali
Memasuki hari ke-9, stok makanan benar-benar habis.
Kapal terus terbawa arus hingga mendekati Pulau Sapanjang, Perairan Sumenep, Jawa Timur.
Ambulans laut terdampar di bebatuan, tak bisa merapat.
Di tengah keputusasaan, Najamuddin melihat kapal nelayan asal Bali melintas. Ia kembali melambaikan sarung. Kali ini, pertolongan datang.
“Jam 1 dini hari ada yang temukan kita dari Bali. Nelayan itu derek kapal ke Pulau Madura,” katanya.
Sesampainya di darat, warga setempat menyambut mereka dengan makanan dan minuman.
Namun rasa lapar dan haus seolah hilang karena lega telah selamat.
Di hari ke-12 sejak dinyatakan hilang, Najamuddin menghubungi keluarganya.
Ia dijemput dengan kapal nelayan dan dibawa pulang ke Pulau Tinggalungan.
Sementara ambulans laut rusak ditinggal di Pulau Madura untuk diperbaiki. (*)
| 1.993 Polisi Siaga di Makassar, Demo Sumpah Pemuda Tersebar di 28 Titik |
|
|---|
| Wali Kota Makassar: Bahasa Indonesia Prioritas, Bahasa Daerah Harus Dijaga |
|
|---|
| Turun Jadi Rp 2,2 Juta per Gram, Ini Update Harga Emas Kota Makassar 28 Oktober 2025 |
|
|---|
| Proteksi Prima Berkah, Perlindungan Jiwa Berbasis Syariah Jangka Panjang |
|
|---|
| Tersengat Tiang Lampu Rusak, Dirga Pelajar SMK di Luwu Tewas di Pelataran Masjid Agung Belopa |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.