Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PGRI Makassar Gandeng Polisi hingga Siapkan Konseling Atasi Trauma Kekerasan Terhadap Guru

Perubahan zaman yang Pantja maksud berupa perubahan metode dan pendekatan pembelajaran di sekolah. 

Tribun Timur
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Makassar, Dr. Pantja Nur Wahidin saat bersilaturahmi ke redaksi Tribun Timur, Jl Cendrawasih 430 Makassar, Senin (22/9/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Makassar, Dr. Pantja Nur Wahidin menyebut terjadi perubahan zaman dalam dunia pendidikan. 

Hal ini Pantja sampaikan saat bersilaturahmi ke redaksi Tribun Timur, Jl Cendrawasih 430 Makassar, Senin (22/9/2025).

Perubahan zaman yang Pantja maksud berupa perubahan metode dan pendekatan pembelajaran di sekolah. 

“Pendekatan-pendekatan yang dilakukan guru juga harus sudah berubah bukan lagi pendekatan zaman dahulu masih menggunakan kekerasan atau hukuman (punishment) dalam mendidik siswa.,” ungkap mantan guru Matematika SMAN 14 tersebut.

Mantan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Makassar ini juga menambahkan, cara pandang orangtua, teknologi, informasi, hingga generasi Z kini sudah berbeda.

“Prinsip dalam pembelajaran mendalam itu ada 3. Mainful, meaningful, dan joytful,” ujarnya.

Selain itu, Pantja juga menyoroti soal guru yang sering jadi korban kekerasan baik dari siswa maupun orangtua.

“Ini perlu memang berkolaborasi antara guru dengan dinas perlindungan anak. Karena mereka mendasari adanya perlindungan anak, sementara guru juga ada peraturan tentang perlindungan guru ini yang harus disinergikan,”tambahnya.

PGRI Makassar telah bekerjasama berupa penandatanganan MoU dengan kepolisian memberikan batasan-batasan hukum jelas terkait perlindungan guru.

"Upaya perlindungan bagi guru dan siswa diperkuat agar proses belajar mengajar berjalan aman dan kondusif"ungkap pria kelahiran Ujung Pandang 1971 tersebut.

Selain itu, PGRI Makassar juga berupaya memberi pendampingan psikologis bagi guru dan siswa mendukung pengelolaan emosi, penyelesaian konflik, dan pemulihan trauma.

“Tentu kita program konsultasi untuk mengatasi trauma bagi korban dari kekerasan baik anak maupun bagi guru,” tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved