Kodam XIV Hasanuddin Tegaskan Tak Gunakan Strobo dan Sirene 'Tot-Tot Wuk-Wuk'
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV Hasanuddin, Kolonel Kav Budi Wirman
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM - Pejabat di lingkungan Kodam XIV Hasanuddin memastikan tidak menggunakan strobo dan sirene "tot-tot wuk-wuk" dalam aktivitas berkendara, sebagai bentuk respons atas keresahan masyarakat yang ramai disuarakan di media sosial.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV Hasanuddin, Kolonel Kav Budi Wirman, saat ditemui di kantornya, Senin (22/9/2025).
“Menindaklanjuti perintah Panglima TNI dan memahami keresahan masyarakat, kami di Kodam tidak menggunakan strobo dan klakson 'tot-tot wuk-wuk' itu,” ujar Kolonel Budi.
Ia menambahkan, Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno, juga tidak menggunakan sirene atau meminta prioritas di jalan raya, termasuk saat melintasi lampu merah.
“Panglima juga kalau berkendara dan ada lampu merah, ya berhenti seperti pengendara lainnya,” jelasnya.
Sikap tegas ini disebut sesuai dengan instruksi langsung Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, yang sebelumnya mengaku terganggu dengan penggunaan sirene iring-iringan kendaraan dinas yang tidak pada tempatnya.
Jenderal Agus telah menginstruksikan seluruh jajaran TNI untuk tidak lagi menggunakan strobo atau klakson yang memekakkan telinga, kecuali dalam kondisi darurat.
“Penggunaan strobo dan sirene hanya dilakukan pada situasi tertentu, seperti saat pengawalan kendaraan tempur atau misi darurat. Itu pun terbatas dan tidak dibunyikan sepanjang jalan,” tambah Budi, alumnus Akmil 1999.
Kodam XIV Hasanuddin, lanjut Budi, berkomitmen untuk mematuhi Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Pihaknya memastikan tidak akan meminta prioritas di jalan, kecuali dalam kondisi yang diatur undang-undang.
“Ambulans dan pemadam kebakaran tetap jadi prioritas utama di jalan raya, bukan kendaraan dinas biasa,” tegasnya.
Belakangan ini, masyarakat ramai menyuarakan protes terhadap penggunaan strobo dan sirene berlebihan oleh kendaraan dinas maupun pribadi, melalui gerakan “Stop Tot-Tot Wuk-Wuk” di media sosial.
Aksi ini muncul akibat banyaknya keluhan pengendara yang merasa terganggu oleh penggunaan sirene yang tidak sesuai aturan, terutama di luar kondisi darurat.
Poster digital, stiker sindiran, hingga kampanye online bermunculan sebagai bentuk perlawanan terhadap fenomena ini.
Istilah “tot-tot wuk-wuk” sendiri menjadi sindiran yang menggambarkan bunyi khas sirene yang digunakan oleh sejumlah kendaraan berpelat pejabat atau sipil untuk meminta jalan secara paksa.
Warganet mendesak agar penegakan hukum dilakukan secara adil dan tegas terhadap semua pelanggar, tanpa pengecualian, guna menjaga ketertiban serta kenyamanan berlalu lintas di ruang publik(*)
Khaerul Anam Terpilih Ketua Umum Ikatan Alumni Pondok Pesantren An Nahdlah Makassar |
![]() |
---|
Pemkot Makassar Siapkan Skema Parkir Tahunan: Mobil Rp730 Ribu, Motor Rp365 Ribu |
![]() |
---|
Moha Barombong: Ketua RW Bukan Soal Jabatan, tapi Soal Melayani |
![]() |
---|
Gandeng UNM, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin Gagas Kurikulum Budaya Lokal dan Sopan Santun |
![]() |
---|
Warga Bara-baraya Makassar Jadikan Gotong Royong sebagai Budaya Pererat Silaturahmi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.