Fesmed AJI
Festival Media 2025 Resmi Dibuka, Ketua AJI: Demokrasi Sakit, Jurnalis Dibungkam
Festival Media 2025 bukan sekadar seremonial, melainkan momentum perlawanan terhadap krisis demokrasi dan pembungkaman pers.
“Kamera dirampas, ponsel disita, bahkan dipukul di lapangan hanya karena mereka menjalankan tugas. Ada sensor halus melalui tekanan iklan dan kepentingan politik. Ada undang-undang yang dijadikan alat untuk menakut-nakuti media,” kata Koordinator Divisi Gender Anak dan Kelompok Marjinal di AJI Indonesia untuk periode 2021-2024 ini.
Menurutnya, kondisi itu menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah demokrasi benar-benar berjalan, atau justru bangsa ini sedang melangkah kembali menuju sistem otoriter dengan wajah baru.
Jurnalis Adalah Profesi Berani
Nany mengingatkan bahwa profesi jurnalis adalah profesi berani, bukan pekerjaan yang dijalankan oleh mereka yang takut menghadapi risiko.
“Jurnalis tidak punya senjata, tidak punya kekuasaan. Yang mereka bawa hanya pena, kamera, dan keberanian. Tapi dengan itu, mereka bisa membongkar korupsi, menyingkap kerusakan lingkungan, dan memperjuangkan suara rakyat kecil,” katanya.
Ia menegaskan, jurnalis seringkali dibenci karena konsisten mengungkap kebenaran.
"Orang yang melakukan kesalahan membenci jurnalis. Orang yang korupsi membenci jurnalis. Pemerintah yang otoriter membenci jurnalis. Pengusaha yang merusak lingkungan membenci jurnalis,” ujarnya.
Menurutnya, kebencian itu berujung pada upaya sistematis untuk membungkam jurnalis dengan menggunakan berbagai cara, termasuk instrumen negara.
“They kill the messenger! Dan makin banyak jurnalis yang jadi korban kekerasan, maka artinya negara juga dalam masalah,” tegasnya.
Perlindungan dan Solidaritas
Nany menekankan bahwa melindungi jurnalis berarti melindungi demokrasi. Kebebasan pers, kata dia, hanya berarti jika bersifat inklusif dengan melibatkan suara jurnalis perempuan, jurnalis daerah, serta media kecil.
“Karena justru dari merekalah lahir cerita-cerita yang sering diabaikan,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya membangun jejaring lintas elemen masyarakat sipil.
“Jurnalis harus bergandengan tangan dengan aktivis lingkungan, pegiat HAM, buruh, mahasiswa, komunitas adat, seniman. Karena tanpa pers, perjuangan mereka juga akan hilang,” katanya.
Panggung Perlawanan
Sosok Oknum Prajurit TNI Tersangka Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN |
![]() |
---|
Syarat dan Tabel KUR BRI 2025, Angsuran 60 Bulan dan Cicilan Ringan |
![]() |
---|
PSM Makassar Catatkan Rekor Terburuk Sejak Musim 2017, Satu-satunya Tim Belum Raih Kemenangan |
![]() |
---|
Daftar 3 Kapolda Naik Pangkat Bintang 2: Ada Letting Kapolri |
![]() |
---|
Daftar Uang Rumah Anggota Dewan, DPRD Sulsel Tembus Rp23 Juta per Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.