Taksi Listrik di Makassar
Taksi Listrik Green SM Hadir di Makassar, Bagaimana Tarifnya Dibanding Taksi Konvensional?
Green Smart Mobility (GSM) atau Green SM mengaspal di Kota Anging Mamiri dengan jumlah armada mencapai 200 unit.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sudirman
Nur Syam menyebut, taksi listrik ini bisa bersaing dengan taksi konvensional di Makassar.
Terpenting sekarang diatur besaran tarif angkutannya.
Hal ini menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel karena kendaraannya berbasis online.
Penetapan tarifnya ada beberapa hal tidak bisa disamakan dengan tarif angkutan biasa.
Alasannya, tarif itu kerangka dasarnya pada nilai investasi melekat di jenis kendaraan. Kendaraan listrik harganya tiga kali lipat dari kendaraan biasa.
Kemudian perlu dipersiapkan infrastruktur pendukungnya mengingat angkutan umum selalu bergerak.
Baca juga: Green SM Luncurkan Taksi Listrik Pertama di Makassar, Dorong Kota Rendah Karbon
“Karena ini dikelola swasta, saya kira swasta jauh-jauh hari sudah persiapkan untuk itu, sehingga operasional tidak terganggu,” katanya.
Tambah Macet
Muncul kekhawatiran, kehadiran Green SM menambah kemacetan di Kota Makassar.
“Jadi kalau dilihat dari segi jumlah kendaraan beroperasi seperti itu pasti berpengaruh kepada kemacetan arus lalu lintas,” katanya.
Ia meminta agar ada pembatasan jumlah kendaraan berbasis aplikasi. Supaya tercipta persaingan sehat.
“Pembatasan disesuaikan dengan demand. Seberapa besar kebutuhan masyarakat mengenai angkutan umum,” imbaunya.
Lalu ada integrasi karena kendaraan berbasis aplikasi itu door to door.
Perlu pula pembagian zona. Pendistribusian jumlah kendaraan berdasarkan zona agar tak terjadi overload pada kawasan tertentu.
“Kapan terjadi overload, maka tingkat persaingan sangat tinggi. Persaingan tinggi, ujung-ujungnya konflik antaroperator,” kata Nur Syam.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.