Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nusantara Infrastructure Gandeng Rappo, Limbah Plastik Disulap Jadi Produk Fesyen

Sedikitnya 18 perempuan dilatih mengolah plastik menjadi bahan baku tekstil untuk produk fesyen ramah lingkungan.

Editor: Muh. Abdiwan
TRIBUN-TIMUR.COM/MUHAMMAD ABDIWAN
KREASI LIMBAH - Pekerja menjahit kreasi hasil daur ulang kantong plastik bekas di UMKM Rappo Impact Centre di Makassar, Selasa (30/9). Kolaborasi PT Nusantara Infrastructure Tbk dengan Rappo Indonesia dalam program Komunitas Berdaya Nusantara yang melibatkan warga Kampung Nelayan Untia dilatih mengolah plastik menjadi bahan baku tekstil untuk produk fesyen ramah lingkungan. 

TRIBUN-TIMUR.COM – Limbah plastik rumah tangga kini punya wajah baru: tas, dompet, hingga laptop sleeve bernilai jual tinggi.

Transformasi ini lahir dari kolaborasi PT Nusantara Infrastructure Tbk dengan Rappo Indonesia dalam program Komunitas Berdaya Nusantara.

Program yang dimulai Mei 2025 ini melibatkan warga Kampung Nelayan Untia, Makassar, terutama para perempuan.

Sedikitnya 18 perempuan dilatih mengolah plastik menjadi bahan baku tekstil untuk produk fesyen ramah lingkungan.

“Melalui program ini, kami tidak hanya menjalankan tanggung jawab sosial, tetapi juga membangun ekosistem ekonomi sirkular yang berdampak langsung pada masyarakat,” ujar Indah D.P. Pertiwi, Head of Corporate Communication & CSR Nusantara Infrastructure, Selasa (30/9/2025).

“Nusantara Infrastructure ingin memastikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar jargon, melainkan strategi bisnis yang memberi nilai tambah bagi lingkungan,” lanjutnya.

“Selain itu, kami juga ingin membuka peluang ekonomi baru, khususnya bagi perempuan di wilayah operasional kami,” tambah Indah.

Hasil pelatihan sudah terasa. Rahmatang (50), salah satu mitra binaan, mengaku penghasilannya meningkat drastis sejak bergabung.

“Saya sudah empat tahun menjadi mitra binaan Rappo Indonesia. Sebelumnya, penghasilan bulanan kurang dari Rp1 juta. Sekarang bisa sampai Rp3 juta, tergantung banyaknya produk yang saya hasilkan,” ungkapnya.

Dukungan sarana juga diberikan, termasuk mesin upcycle yang mampu meningkatkan kapasitas daur ulang hingga 11,33 persen hanya dalam sebulan. Sampah plastik yang dikumpulkan dibersihkan, diproses menjadi bahan baku tekstil, lalu dijahit menjadi produk fesyen modern yang estetik sekaligus ramah lingkungan.

Produk hasil daur ulang berupa tas, dompet, notebook, hingga aksesori kini telah dipasarkan secara online, offline, hingga dipamerkan di sejumlah event fesyen berkelanjutan.

Beberapa di antaranya sudah tersedia di Alun-alun Indonesia, House of Hadiprana, Gramedia Grand Indonesia, hingga toko lokal di Makassar dan Bali.

Sebagai penguatan rantai nilai sirkular, program ini juga terhubung dengan Kampung Bersih Nusantara (KBN). Dari bank sampah KBN, hampir 80 kilogram plastik terserap dalam dua bulan terakhir. Rappo bahkan membeli plastik tiga kali lipat harga pasar untuk diolah kembali.

“Masalah plastik di Indonesia butuh solusi kreatif dan kolaboratif. Bersama Nusantara Infrastructure, kami ingin mengolah limbah menjadi sesuatu yang berdampak positif bagi lingkungan sekaligus punya nilai ekonomi,” kata Akmal Idrus, CEO Rappo Indonesia.

Selama Juli–Agustus 2025, tercatat 255 kilogram kantong plastik berhasil diubah menjadi produk ramah lingkungan. Kolaborasi ini pun kian menginspirasi masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup peduli lingkungan tanpa kehilangan sisi gaya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved