Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muhammadiyah

MDMC Perkuat Peran Kemanusiaan dari Makassar: Tekankan Standar Dunia dan Kesiapsiagaan Kawasan Timur

MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah membuat Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Lembaga Resiliensi Bencana (LRB/MDMC)

Editor: Muh Hasim Arfah
dok Muhammadiyah
BIMTEK LRB-Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Lembaga Resiliensi Bencana (LRB/MDMC) di Whiz Prime Hotel Makassar, 14–16 November 2025. Muhammadiyah kembali menegaskan kiprahnya sebagai salah satu kekuatan kemanusiaan terpenting di Indonesia. 
Ringkasan Berita:
  • MDMC PP Muhammadiyah adalah Emergency Medical Team pertama di Indonesia yang tersertifikasi WHO
  • Agus juga menyampaikan selamat atas pembukaan Prodi Dokter Spesialis Kegawatdarutan di Unismuh Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah kembali menegaskan kiprahnya sebagai salah satu kekuatan kemanusiaan terpenting di Indonesia.

Melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Lembaga Resiliensi Bencana (LRB/MDMC) dan Pengelolaan Risiko Bencana di Satuan Pendidikan Nonformal (PNF), lembaga ini berupaya memperkuat kapasitas wilayah timur dalam menghadapi ancaman bencana.

Kegiatan yang berlangsung 14–16 November 2025 di Whiz Prime Hotel Makassar ini diikuti delegasi dari Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya. Unismuh Makassar ditunjuk sebagai tuan rumah.

Dalam sambutan pembukaan, Ketua LRB/MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan menegaskan, MDMC bukan lagi sekadar lembaga penanggulangan bencana yang bekerja di lingkup internal Muhammadiyah. 

Lebih dari itu, lembaga ini telah tampil dalam peta global kemanusiaan.

“MDMC adalah Emergency Medical Team pertama di Indonesia yang tersertifikasi WHO. Itu bukan capaian kecil. Dunia internasional mengakui standar kita,” ujarnya, Jumat, 14 November 2025.

Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Makassar Rayakan Juara Usai Perkenalkan Jersey Baru

Ia menambahkan bahwa sertifikasi WHO bukan hanya pengakuan teknis, tetapi juga tanggung jawab moral untuk memastikan pelayanan sesuai standar kemanusiaan global, baik dalam respon bencana dalam negeri maupun di luar negeri.

“MDMC membawa standar itu ke wilayah. Dari pelatihan seperti ini, kita ingin memastikan bahwa kapasitas tim di Maluku, Papua, dan NTT tidak tertinggal. Semua wilayah harus mampu bekerja dengan standar yang sama,” kata Budi.

Menurutnya, rangkaian pelatihan sebelumnya di Kalimantan, Jawa, dan Sumatera menunjukkan arah besar kelembagaan MDMC: memperluas kapasitas, memperkuat jejaring, dan memastikan setiap wilayah siap menjadi garda terdepan respon kemanusiaan.

Budi juga menyinggung keterlibatan tim MDMC dalam operasi kemanusiaan internasional, termasuk respon gempa Turki serta dukungan kemanusiaan untuk Palestina.

“Kita bukan hanya bekerja di Jawa atau Sumatera. Tim MDMC hadir di Turki, bekerja dalam situasi ekstrem, namun mampu mempertahankan standar layanan. Kita juga menyalurkan dukungan untuk Palestina. Ini membuktikan bahwa MDMC bukan hanya milik Muhammadiyah, melainkan aset bangsa,” jelasnya.

Ketua PP Muhammadiyah Dr. dr. Agus Taufiqurrahman memperdalam pesan Budi dengan memberikan gambaran besar tentang kerentanan Indonesia sebagai negara yang berada di kawasan cincin api (ring of fire).

“Kita berada di wilayah rawan gempa, tsunami, hingga tanah longsor. Namun kesiapsiagaan belum menjadi budaya yang kuat. Ini pekerjaan besar bagi bangsa, dan MDMC punya peran sangat penting di dalamnya,” tegas Agus.

Ia menilai bahwa kesenjangan kesiapsiagaan terjadi bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat wilayah. Karena itu, penguatan kapasitas wilayah timur dinilai krusial mengingat tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur.

“Papua dan pulau-pulau kecil di timur sangat rentan. Kita perlu memastikan masyarakat yang paling jauh dari pusat kekuasaan justru mendapat perlindungan terbaik. Inilah makna dakwah kemanusiaan,” ujarnya.

Agus juga menegaskan bahwa kerja kebencanaan Muhammadiyah selalu berangkat dari nilai luhur Islam berkemajuan: menyelamatkan kehidupan sebagai bagian dari ibadah.

“MDMC adalah wajah nyata dakwah sosial Muhammadiyah. Ini dakwah yang melintasi batas agama, negara, dan wilayah,” katanya.

Agus juga menyampaikan selamat atas pembukaan Prodi Dokter Spesialis Kegawatdarutan di Unismuh Makassar.

"Di Indonesia, prodi ini tidak lebih dari tujuh. Artinya ke depan, Unismuh adalah pemasok SDM Muhammadiyah dalam menghadapi bencana, " tukas Agus. 

Penguatan Hingga Akar Komunitas

Pelatihan selama tiga hari ini mencakup manajemen lembaga, kajian risiko bencana, penyusunan SOP, pembentukan tim siaga, hingga perencanaan simulasi. Peserta juga dilatih menganalisis ancaman, kerentanan, dan kapasitas komunitas.

Kegiatan ini turut menekankan pengurangan risiko bencana berbasis satuan pendidikan nonformal (PNF), mengingat kedekatan lembaga pendidikan nonformal dengan komunitas akar rumput.

Dalam acara pembukaan Rektor Unismuh Makassar Dr Abdul Rakhim Nanda dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse juga memberikan sambutan dan ucapan selamat datang ke peserta. 

Pembukaan Bimtek ditutup dengan seremoni pemukulan gendang, penyerahan cendera mata dan foto bersama. 

Dengan konsolidasi di Makassar ini, MDMC kembali menunjukkan bahwa kiprahnya tidak berhenti pada respons bencana, tetapi juga pembangunan kapasitas dan ketangguhan masyarakat, dari pusat hingga wilayah timur Indonesia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved