ITBM Balik Diwa dan Unibos Kembangkan Minapadi di Desa Panakukkang Gowa
Minapadi merupakan sistem inovatif yang menggabungkan budidaya padi dan ikan dalam satu lahan yang sama.
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Institut Teknologi dan Bisnis Maritim (ITBM) Balik Diwa dan Universitas Bosowa (Unibos) sukses mengembangkan Minapadi di Desa Panakukkang, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa.
Minapadi merupakan sistem inovatif yang menggabungkan budidaya padi dan ikan dalam satu lahan yang sama.
Sistem ini memanfaatkan irigasi padi untuk mengelola budidaya ikan, dengan manfaat ganda, peningkatan hasil pertanian dan perikanan.
Inovasi ini pun disebut dapat meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan petani di Desa Panakukkang.
Program ini merupakan bagian dari rangkaian Kuliah Kerja Nyata (KKN) skema Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa yang diinisiasi ITBM Balik Diwa dan Unibos, pendanaan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendikbudristek.
Pelaksanaan program dimulai dengan pelatihan 19 Agustus 2025 dan sampai sekarang masih berjalan pada lahan pertanian milik Pokdakan Parannuanta di Desa Panakukkang.
Pelaksanaan program ini dipimpin oleh Dr Indra Cahyono, ahli dalam bidang Rekayasa Akuakultur, bersama anggota tim Dr Awaluddin, pakar Ilmu Lingkungan Terapan dari Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa, dan Dr Suryawati Salam, ahli Agribisnis Pertanian dari Unibos.
Tim ini didukung 20 mahasiswa dari berbagai program studi yang terlibat langsung dalam kegiatan KKN-PMM.
Mahasiswa terlibat langsung dalam membantu masyarakat desa dengan memberikan pelatihan, pendampingan, serta penerapan teknologi tepat guna dalam bidang pertanian dan perikanan.
Para mahasiswa ini tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga memperkenalkan cara-cara baru dalam pengelolaan usaha yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dan bekerja sama dengan masyarakat dalam upaya pembangunan berkelanjutan.
Ketua tim, Dr Indra Cahyono menjelaskan, penerapan sistem minapadi di Desa Panakukkang telah membuktikan bahwa teknologi yang murah dan efisien.
Seperti pembuatan pakan ikan dan pupuk organik mandiri, dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan perikanan sekaligus memperkuat ekonomi keluarga.
“Program ini tidak hanya meningkatkan hasil produksi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi keberlanjutan pertanian dan perikanan di desa, mengurangi ketergantungan pada input eksternal, dan membuka peluang bagi diversifikasi usaha,” jelasnya, dalam rilis, Rabu (17/9/2025).
Melalui kegiatan KKN-PMM ini, Desa Panakukkang menunjukkan pentingnya penerapan teknologi tepat guna untuk memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan produktivitas perikanan dan pertanian.
“Diharapkan, program ini dapat diperluas ke desa-desa lainnya dengan kondisi serupa untuk menciptakan dampak yang lebih luas,” harap Dr Indra Cahyono.
Potensi dan Kondisi Desa Panakukkang
Desa Panakukkang terletak di Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa, memiliki potensi besar di sektor perikanan dan pertanian.
Desa ini merupakan bagian dari Kawasan Minapolitan Bontonompo yang mencakup lima kecamatan dengan luas area 737 hektar.
Aliran irigasi dari Bendungan Bili-Bili memberikan dukungan penting bagi sektor pertanian.
Sementara sektor perikanan meskipun mengalami penurunan produktivitas dalam beberapa tahun terakhir, tetap menjadi salah satu pilar ekonomi utama.
Di sektor pertanian, desa ini memiliki lahan pertanian yang luas, namun banyak petani yang masih bergantung pada pupuk kimia yang harganya semakin mahal dan sulit dijangkau.
Di sisi perikanan, terdapat kelompok pembudidaya ikan yang jumlahnya menurun dari 14 menjadi hanya 3 Pokdakan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini menunjukkan adanya tantangan besar dalam mempertahankan keberlanjutan usaha pertanian dan perikanan di desa tersebut.
Solusi Cerdas untuk Pertanian Berkelanjutan
Penerapan minapadi di Desa Panakukkang menjadi lebih efisien berkat penggunaan pakan ikan dan pupuk yang diproduksi secara mandiri oleh kelompok masyarakat setempat.
Salah satu inovasi utama dalam penerapan minapadi di Desa Panakukkang adalah pembuatan pakan ikan organik yang terbuat dari limbah lokal.
Pakan ini menggunakan bahan-bahan seperti singkong, padi, serta limbah ikan dan perikanan lainnya.
Dengan mengurangi ketergantungan pada pakan pabrikan yang mahal, sistem ini memungkinkan pembudidaya ikan untuk menekan biaya produksi secara signifikan.
Tidak hanya pakan ikan, sektor pertanian di desa ini juga mendapat perhatian dengan pembuatan pupuk organik berbasis limbah pertanian dan perikanan.
Pupuk ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga lebih terjangkau bagi para petani.
Kelompok Tani Biring Kaloro, yang mengelola sawah seluas 27 hektar, mengembangkan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami.
Hal ini berpotensi mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin tinggi dan sulit dijangkau.
Dengan penerapan pupuk organik, pertanian di Desa Panakukkang dapat lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, mendukung pertumbuhan padi yang lebih sehat tanpa merusak keseimbangan ekosistem tanah.
Sebagai bagian dari upaya mengimplementasikan sistem minapadi, dilaksanakan demonstrasi plot pada lahan sawah yang dikelola oleh anggota Pokdakan Parannuanta dan Gapoktan Biring Kaloro.
Para petani dan pembudidaya ikan diberikan pelatihan dan pendampingan tentang budidaya Minapadi.
Mereka menggunakan pupuk untuk sawah dengan pupuk organik NPK padat dan Urea cair yang diproduksi sendiri.
Dengan memanfaatkan teknologi fermentasi pada kotoran ternak yang ada dilingkungan desa, serta menggunakan pakan ikan yang dibuat sendiri dengan bahan limbah industri Perkebunan dan pertanian yang difermentasi dengan limbah perikanan.
Hasilnya, tidak hanya produktivitas lahan yang meningkat, tetapi juga terjadi diversifikasi usaha yang menguntungkan kedua sektor tersebut.
Dengan menggunakan pupuk dan pakan ikan yang diproduksi sendiri, para petani dan pembudidaya ikan dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan pendapatan, dan pada akhirnya memperkuat ketahanan ekonomi keluarga mereka.
Sistem ini juga memberikan contoh bagaimana teknologi dapat diterapkan dengan biaya rendah namun memberikan dampak yang besar.
Salah satu tujuan utama dari program ini adalah pemberdayaan masyarakat.
Melalui pelatihan manajemen usaha, pengelolaan keuangan, dan penerapan teknologi tepat guna, para petani dan pembudidaya ikan diberikan keterampilan baru untuk mengelola usaha mereka dengan lebih efektif.
Tidak hanya itu, mereka juga diajarkan untuk membentuk kelembagaan yang lebih terstruktur, seperti koperasi, yang dapat mengakses permodalan dan memperluas jaringan pasar.
Ke depannya, pembentukan koperasi diharapkan dapat meningkatkan daya tawar petani dan pembudidaya ikan, memungkinkan mereka untuk memperoleh sumber daya yang lebih baik dan memperluas pasar produk mereka.
Penerapan sistem minapadi di Desa Panakukkang telah memberikan dampak yang signifikan terhadap produktivitas pertanian dan perikanan.
Tidak hanya meningkatkan hasil padi dan ikan, tetapi juga membuka peluang bagi diversifikasi usaha.
Para petani dan pembudidaya ikan kini memiliki dua sumber pendapatan yang saling mendukung, yang meningkatkan ketahanan ekonomi mereka.
Program pengembangan minapadi di Desa Panakukkang sejalan dengan Asta Cita untuk menciptakan ekonomi lokal yang berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
Melalui penerapan teknologi tepat guna yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal, program ini berkontribusi pada RIRIN dalam mengembangkan kemandirian pangan berbasis lokal.
Selain itu, program ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Terutama pada Tanpa Kemiskinan (SDG 1), Tanpa Kelaparan (SDG 2), dan Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG 12), yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, ketahanan pangan, serta pola produksi yang ramah lingkungan.
Unibos
Unibos dan Poltekbos Sambut 4.891 Mahasiswa Baru, Termasuk 20 Mahasiswa Asing |
![]() |
---|
Unibos Cetak 2 Profesor Baru: Prof Asdar dan Prof Yulia Hasan |
![]() |
---|
Unibos Kembangkan Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan di Bantaeng |
![]() |
---|
Cukup Rp1 M? Segini Biaya Harus Dikeluarkan Jika Kuliah di Fakultas Kedokteran UNM, UIN, dan Unibos |
![]() |
---|
Unibos Bekali Pelaku UMK Strategi Bisnis Modern |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.