Syekh Sayyid Abdul Rahman Assegaf Wafat
Makmur Idrus: Puang Tika Ulama Rendah Hati dan Penyejuk
Makmur Idrus mengenang Puang Tika sebagai ulama rendah hati dan penyejuk masyarakat Sulsel…
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
Ringkasan Berita:
- Syekh Sayyid Abdul Rahman Assegaf atau Puang Tika wafat, Sabtu (16/11/2025). Sesepuh GP Ansor, Makmur Idrus, mengenang almarhum sebagai ulama bersahaja, penuh kelembutan, dan rendah hati.
- Jenazah disemayamkan di rumah duka Jl Baji Bicara, Makassar, sebelum dimakamkan di pekuburan keluarga Tambua, Maros. Kepergian Puang Tika meninggalkan ruang kosong dalam tradisi keulamaan Sulsel.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Kabar wafatnya ulama Sulsel, Syekh Sayyid Abdul Rahman Assegaf atau Puang Tika, meninggalkan duka mendalam bagi banyak kalangan.
Puang Tika adalah saudara Syekh Sayyid Abd Rahim Assegaf Puang Makka.
Sesepuh Gerakan Pemuda Ansor, Makmur Idrus, yang juga paman almarhum, mengenang Puang Tika sebagai sosok ulama bersahaja, penuh kelembutan, dan selalu menyapa dengan senyum.
Menurut Makmur, Puang Tika bukan hanya dikenal karena ilmu dan ketokohannya, tetapi juga akhlaknya yang memikat siapa pun yang bertemu dengannya.
“Beliau ulama yang sangat ramah. Senyumnya meneduhkan dan membuat orang merasa dihargai,” ujarnya.
Meski dihormati banyak orang, Puang Tika tetap tampil sederhana.
Ia tidak pernah menjaga jarak atau ingin dimuliakan, justru selalu merangkul siapa saja yang datang mendekat.
“Kerendahan hati beliau luar biasa. Tidak pernah sekalipun saya melihat beliau merasa lebih dari orang lain. Itulah yang membuat banyak orang mencintainya,” lanjut Makmur.
Baca juga: BREAKING NEWS: Innalillah, Syekh Sayyid Abdul Rahman atau Puang Tika Saudara Puang Makka Wafat
Selain tutur lembut, Puang Tika dikenal menghadirkan keteduhan di tengah masyarakat.
Setiap nasihatnya disampaikan dengan bahasa santun, sehingga mudah diterima tanpa kesan menggurui.
Makmur menilai kepergian Puang Tika meninggalkan ruang kosong dalam tradisi keulamaan Sulsel.
“Beliau bukan hanya berilmu, tapi menghidupkan ilmunya lewat akhlak. Kita benar-benar kehilangan sosok penyejuk,” ucapnya.
Puang Tika wafat pada Minggu 16 November 2025 dini hari setelah mendapat perawatan di RS Haji Makassar.
Sejak pagi, jenazah disemayamkan di rumah duka, Jl Baji Bicara No 7, Makassar.
Jarak dari RS Haji Makassar ke Jalan Baji Bicara No. 7, Makassar sekitar 7–8 km dengan waktu tempuh kurang lebih 15–25 menit.
Para pelayat silih berganti hadir, memenuhi halaman dan ruangan rumah duka.
Suasana haru menyelimuti keluarga besar Assegaf dan jamaah Khalwatiyah.
Almarhum merupakan Mursyid Pondok Pesantren Jam’iyah Khalwatiyah Syech Yusuf Al-Makasari, pewaris tradisi keilmuan dari ayahandanya, Muassis NU Sulsel, Syech KH. Jamaluddin Assagaf (Puang Ramma).
Jenazah Puang Tika rencananya dimakamkan hari ini, Minggu pukul 14.00 WITA, di pekuburan keluarga Tambua, Kabupaten Maros.
Jarak dari Makassar ke pekuburan keluarga Tambua di Kabupaten Maros sekitar 27 km dengan waktu tempuh kurang lebih 20–30 menit.
Prosesi pemakaman akan diiringi keluarga besar, tokoh NU, jamaah tarekat, serta masyarakat yang selama ini mendapat bimbingan spiritual dari almarhum. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/202511-16-PUANG-TIKKA-WAFAT-11.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.