Sebulan 2 Pelajar di Bawah Umur Tewas Kecelakaan di Bone
Kasus kecelakaan terbaru di Bone terjadi di dua lokasi berbeda dan kembali menjadi peringatan keras bagi para orang tua
Penulis: Wahdaniar | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Dalam sebulan terakhir, dua pelajar di bawah umur di Kabupaten Bone tewas akibat kecelakaan lalu lintas.
Kasus terbaru terjadi di dua lokasi berbeda dan kembali menjadi peringatan keras bagi para orang tua agar tidak membiarkan anak-anak mereka mengendarai sepeda motor.
Kasat Lantas Polres Bone, AKP Musmulyadi, saat dikonfirmasi mengatakan dua korban masing-masing SA (13) dan ADTD (16) meninggal dunia akibat kecelakaan di Jalan Poros Bone–Makassar, tepatnya di Desa Sengeng Palie, Kecamatan Lappariaja.
Serta di Desa Ulaweng Cinnong, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone.
“Korban SA meninggal di lokasi kejadian, sedangkan ADTD meninggal di rumah sakit setelah sempat mendapat perawatan,” jelas AKP Musmulyadi, Selasa (14/10/2025) malam.
Ia menegaskan, kasus yang berulang ini menjadi bukti bahwa banyak anak di bawah umur masih nekat berkendara tanpa memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan sering kali tidak menggunakan helm.
“Anak di bawah umur belum layak berkendara. Emosi mereka belum stabil, refleksnya belum terlatih, dan sering kali abai pada aturan lalu lintas,"akuinya.
Ini sangat berbahaya, bukan hanya untuk diri mereka, tapi juga pengguna jalan lain,” tegasnya.
Menurutnya, pihak kepolisian terus melakukan patroli, sosialisasi, dan penindakan terhadap pengendara di bawah umur.
Namun, pengawasan utama tetap berada di tangan keluarga.
“Kunci utamanya ada pada orang tua. Jangan biarkan anak-anak mengambil risiko besar hanya karena kurangnya pengawasan. Keselamatan mereka jauh lebih penting daripada gengsi atau keinginan sesaat,” tambahnya.
AKP Musmulyadi berharap seluruh pihak, terutama masyarakat dan sekolah, ikut berperan aktif menumbuhkan kesadaran tertib berlalu lintas sejak dini, demi menekan angka kecelakaan di kalangan pelajar.
Sementara itu, salah satu guru SMP di Kecamatan Ulaweng, Ahmad mengaku prihatin dengan kejadian tersebut.
Ia menilai masih banyak siswa yang memaksa membawa motor ke sekolah meski telah dilarang.
“Kami di sekolah sudah sering menegur dan mengimbau agar siswa tidak membawa kendaraan sendiri. Bahkan, setiap upacara kami sampaikan pentingnya keselamatan dan aturan berlalu lintas. Tapi kadang anak-anak tetap nekat karena merasa sudah bisa mengendarai motor,” ungkapnya.
Ia berharap orang tua dapat lebih tegas dalam mengawasi anak-anak mereka.
“Guru hanya bisa mengingatkan di sekolah, tapi pengawasan di rumah itu yang paling penting. Kalau dari rumah sudah dibiarkan, kami di sekolah juga kesulitan menertibkan,"tandasnya.
Pemkab Bone Bentuk Satgas Optimalisasi PAD Antisipasi Dampak Pemotongan Dana Transfer |
![]() |
---|
Penolakan Muncul Jelang Penampilan DJ Tiara Mugy di Bone |
![]() |
---|
Kronologi Rafli Tewas Terlindas Truk Usai Senggolan Motor di Poros Malino |
![]() |
---|
Bupati Bone Andi Asman Sulaiman Salurkan Rp400 Juta BLT untuk Petani Tembakau |
![]() |
---|
Tabrakan Maut di Jl Poros Malino Gowa, Pengendara Motor Tewas Dilindas Truk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.