Luwu Dapat Jatah 32 IFP, Kadis Ingatkan Jangan Dipakai Nonton Drakor

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANTUAN IFP - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berencana membagikan interactive flat panel (IFP) ke sejumlah sekolah yang ada di Indonesia. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu, Andi Palanggi mengaku, sebanyak 32 sekolah tingkat PAUD akan mendapatkan fasilitas IFP dari Kemendikdasmen.

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berencana membagikan interactive flat panel (IFP) ke sejumlah sekolah di Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto menargetkan seluruh sekolah memiliki layar televisi atau IFP untuk pembelajaran digital dalam setahun ke depan.

Program ini diharapkan membantu sekolah, terutama di daerah terpencil, mendapatkan materi belajar berkualitas.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu, Andi Palanggi, membenarkan rencana tersebut.

Menurutnya, sebanyak 32 sekolah tingkat PAUD di Luwu akan menerima fasilitas IFP dari Kemendikdasmen.

"InshaAllah tahun ini. Kemarin kepala sekolah sudah kami panggil untuk konfirmasi, apakah bersedia menerima dan menjaga. Ternyata semua bersedia. Setelah itu kami minta buat surat pernyataan. Ini tahap pertama, informasi dan konfirmasi," ujar Andi kepada Tribun-Timur.com, Senin (25/8/2025).

Ia menambahkan, sebelum pembagian, para guru akan mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) penggunaan IFP.

Andi tak ingin alat bantu digital itu disalahgunakan.

"Iya, rencananya akan ada Bimtek. Jangan sampai cuma dipakai nonton bola atau drama Korea. Itu barang mahal, setahu saya harganya Rp100 juta per unit," jelasnya.

IFP akan menunjang proses pembelajaran interaktif di kelas.

Perangkat ini bisa difungsikan sebagai papan tulis, pemutar video pembelajaran, dan fitur lainnya.

"Tujuannya supaya metode belajar lebih interaktif. Anak PAUD lebih suka visual. Ini memberi opsi bagi guru untuk pendekatan metode baru. Mungkin nanti bisa digunakan buat kuis," tuturnya.

Andi menyebut, IFP akan dilengkapi bahan ajar siap pakai untuk guru.

Guru tidak perlu lagi membuat atau mengunduh materi ajar.

"Bisa juga dipakai untuk komunitas belajar guru. Kalau ada Bimtek atau narasumber, bisa digunakan juga," imbuhnya.

Halaman
123

Berita Terkini