Opini Anshar Aminullah

Jumat Berkah Menuju Pengabdian, Ikhtiar Prof Budu untuk Unhas

Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anshar Aminullah dan Prof Budu

Ikhtiar Kolektif Civitas Akademika

Secara pribadi, tak banyak kesempatan berbincang dengan sosok bersahaja yang satu ini.

Di satu waktu, dengan baju kaos oblong putih dan topi dengan warna yang telah memudar, pria paruh baya itu tersenyum ramah.

Sepintas lebih terlihat seseorang dari kalangan pekerja kantoran perusahaan kelas menengah, yang baru saja menerima gaji bulanan sedang mengajak anak istri beserta cucu makan bersama di pusat perbelanjaan.

Tak ada yang istimewa dan mewah dari tampilan luarnya. 

Saya menghampirinya dengan satu kalimat sederhana "Prof, boleh minta foto bersama?", dia pun langsung menyambut dengan balasan ramah "ayo".

Dekan fakultas Pascasarjana Universitas Hasanuddin ini saat itu lalu merapatkan bahunya saat kamera handphone merekam momen foto bersama kami. 

Momen yang cukup berkesan, bisa bertemu langsung dengan pribadi yang sederhana ini menjadi sebuah cerita tersendiri. Salah satu ilmuwan, cendekiawan Indonesia asal Sulsel berada tepat di hadapan saya.

Uniknya tanpa tampilan dengan hiasan aksesoris mahal agar bisa diprediksi lebih awal kelas intelektual dan jabatannya.

Semua terlihat sederhana namun tetap bersahaja. 

Dan di pagi hari ini, tepat Jumat 22/ 08, Professor bersahaja itu memenuhi panggilan panitia pendaftaran Calon Rektor Unhas, sebagai langkah awalnya mewujudkan kampus merah ini menjadi universitas riset kelas dunia, dimana dia menjadi salah satu calon rektor yang diprediksi mampu menjaga martabat akademik sekaligus menunjukkan bahwa langkahnya guru besar yang akrab dipanggil Prof Budu ini, adalah bagian dari ikhtiar kolektif, bukan semata ambisi pribadi, melainkan tanggung jawab bersama sebagai bahagian dari civitas akademika guna menjaga marwah kebesaran Unhas. 

Pengabdian Ilmu, Masyarakat, dan Peradaban

Mengapa kesadaran untuk pengabdian ilmu, ke masyararakat acapkali harus melangkah awal dari wilayah-wilayah suksesi semacam ini? 

Hal ini dikarenakan, bahwa bisa jadi kesucian hari Jumat akan lebih menguatkan keinsafan keilahian kepada semua yang menjadi bahagian ikhtiar Prof Budu ini. Bahwa selain semuanya tetap akan membutuhkan pertanggung jawaban di hadapan Ilahi.

Ini adalah ikhtiar akademik yang disandarkan pada nilai religius yang tetap berorientasi pada ilmu pengetahuan, sebuah simbol kolektif dari bahagian civitas akademika yang terpanggil di tengah dinamika universitas, yang sebentar lagi akan memasuki tahapan yang lebih menyerap banyak energi, dan memicu adrenalin setiap variabel yang berdinamika di dalamnya. 

Halaman
123

Berita Terkini